bc

Sleeping with Little Dictator

book_age18+
20.9K
FOLLOW
157.6K
READ
billionaire
revenge
possessive
sex
family
arrogant
aloof
sweet
bxg
royal
like
intro-logo
Blurb

⚠ Warning! 21+ Banyak adegan yang gak sesuai untuk usia di bawah 21 tahun!

Alexa tidak tahu apa yang terjadi dengan reaksi tubuhnya. Yang jelas saat lidah Kenzo menyentuh kulit terdalamnya ia merasakan nyaman, hangat dan ia ingin menjerit, bukan kesakitan tetapi ia tidak tahu apa yang diinginkan tubuhnya. Ada sesuatu yang meronta-ronta di sana, perasaan aneh yang menginginkan lebih, tubuhnya terasa berdenyut hebat dan seolah di serang gelombang besar yang bergulung-gulung lalu membawanya terhempas ke atas langit ke tujuh.

Gadis itu melenguh, punggungnya melengkung dan untuk sesaat pikirannya kosong. Entah apa yang terjadi setelahnya, tubuhnya bergetar, seluruh persendiannya seolah terlepas tetapi dalam sekejap kesadaran menghampirinya.

"Ken, a-apa yang terjadi?" Gadis itu tergagap. Napasnya terengah-engah seolah ia baru saja berlari, lututnya terasa lemas.

chap-preview
Free preview
Prologue
Alexandria Johanson, gadis dengan tinggi badan 158 cm itu biasa di panggil Alexa dan hampir semua orang hanya tahu namanya adalah Alexa Johanson. Entah kenapa orang tuanya sangat gemar memberi nama putri mereka dengan nama-nama kota. Dimulai dari Sidney, Grace dan Alexandria. Terdengar unik, mungkin jika mereka memiliki satu lagi anak gadis, dipastikan namanya adalah Paris. Gadis itu dengan riang memasuki ruang kerja milik Gabriel Smith, sepupunya yang paling bisa di andalkan. Sementara dua bodyguardnya menunggu di depan pintu ruangan itu. "Gabe!" Suara Alexa melengking, gadis itu langsung menarik kursi di seberang meja kerja Gabriel dan duduk tanpa menunggu dipersilakan. Gabriel menatap sepupunya yang tiba-tiba muncul di ruang kerjanya dengan tatapan dingin, itu adalah sebuah bentuk antisipasi karena bisa dipastikan Alexa akan mengganggu ketenangannya bekerja. Tidak mungkin gadis itu datang tanpa memiliki rencana konyol tanpa melibatkan dirinya. "Ayolah Gabe, jangan tatap aku seperti itu." Gerutu Alexa sambil menaikkan sebelah kakinya di ke atas kursi. "Turunkan kakimu," ucap Gabriel dengan nada tak kalah dingin dari tatapan matanya. Alexa tidak menggubris, gadis itu menarik ponsel di dalam saku celana panjang bermotif Army lalu mulai asyik sendiri menggeser layar ponselnya. "Kau seorang Johanson, tapi lihat sikapmu sama sekali bukan seperti seorang Johanson." Gabriel menggelengkan kepalanya sambil matanya menelusuri pakaian yang dikenakan oleh Alexa.  Gadis itu mengikat rambutnya dengan sembarangan, mengenakan celana Army dipadukan dengan kaos longgar berwarna hitam dan sneaker senada dengan kaosnya. Menurut Gabriel, seharusnya Alexa mengenakan gaun semi formal, lalu bersepatu hak tinggi, berjalan dengan anggun sambil tangannya menenteng tas mahal. Seharusnya begitu. Alexa mencebik. "Aku tidak perlu menjaga sikapku di depanmu. Kau hanya seorang Smith, kekayaan orang tua kita tidak sebanding," ucapnya dengan nada sangat sombong. Gabriel bersedekap, ia menyandarkan bahunya di kursi kebesarannya. Perasaannya, tentu disabar-sabarkan menghadapi gadis di depannya. "Kau juga seorang Smith, jika tidak ada keluarga Smith, memangnya mommymu itu bisa lahir di dunia ini?" Alexa memutar bola matanya. "Baiklah, aku akui, keluarga Smith sedikit hebat, tapi tak sehebat keluarga Johanson." Di London, keluarga Johanson adalah salah satu keluarga yang sangat disegani, meskipun mereka bukan salah satu keluarga bangsawan, tetapi kekayaan mereka sangat fantastis. Tidak hanya di London, bisnis mereka nyaris menguasai daratan Eropa dan Amerika juga di Asia. Keluarga Johanson memiliki lima anak dan Alexa adalah anak bungsu di keluarga mereka, ia sangat dimanjakan hingga mungkin menggunting kukunya saja ia tidak pernah melakukannya sendiri atau bahkan ia tidak bisa melakukannya. "Jadi, ada apa kau datang ke sini?" Gabriel menaikkan sebalah alisnya. Alexa memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. "Minggu depan adalah pesta pernikahan Grace dan William," ujarnya. "Seluruh dunia juga tahu." Gabriel menguap lalu mengubah posisi lengannya yang bersedekap menjadi berada di belakang kepalanya. "Pesta pernikahan itu di gelar terbuka roof top bangunan hotel milik kami dari sore hari hingga malam," kata Alexa dengan penuh semangat. Matanya yang berwarna abu-abu berpendar hingga tampak menyilaukan. Gabriel tertawa kecil. "Terus?" "Gabe, di dalam hotel itu ada sebuah club malam, Daddy pasti sibuk menyapa keluarga, temani aku melihat club itu, aku ingin sekali melihat. Hanya melihat," ucap Alexa dengan nada memelas. Gabriel nyaris tersedak air liurnya sendiri, pria itu menegakkan punggungnya hingga setegak papan. "Alexa, pertama-tama tolong turunkan kakimu, tidak pantas seorang gadis duduk seperti itu," ucapnya dengan nada tegas. Alexa mencebik, tetapi ia menurunkan kakinya mengikuti perintah Gabriel. Kemudian duduk dengan anggun meski bibirnya tampak memberengut. Gabriel berdehem. "Aku lebih baik kau tenggelamkan ke dasar sungai Thames di bandingkan harus menemanimu pergi ke club. Dan... di dalam hotel itu bukan club, itu hanya sebuah lounge."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.0K
bc

A Secret Proposal

read
376.2K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.0K
bc

See Me!!

read
87.8K
bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.1K
bc

Call Girl Contract

read
323.1K
bc

Long Road

read
118.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook