bc

Hidden Love

book_age18+
3.0K
FOLLOW
26.1K
READ
goodgirl
drama
bxg
genius
first love
like
intro-logo
Blurb

Gauri harus rela menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak dicintainya, bahkan Gauri sangat membenci pria tersebut. Meskipun awalnya Gauri menolak, namun itu sama sekali tidak mengubah takdir yang tetap mempersatukan mereka.

Adalah Dev, seorang pria tanpa cinta dan perasaan ingin mengubah nasib Gauri dan menjadikannya seperti hidup dalam neraka. Kemarahan Dev sudah mencapai puncak, hingga ia rela menjadikan Gauri sebagai belahan jiwanya hanya karena ambisi semata. Bahkan Dev, tidak rela melihat sedetik saja Gauri merasa damai dalam bahtera rumah tangga mereka.

Bagaimanakah Gauri bertahan dalam keadaan tersebut? Mampukah ia? Temukan kisahnya hanya di sini!

chap-preview
Free preview
Bab 1
Terkadang, kepercayaan sering kali menjadi kelemahan. Yang pada akhirnya membawa langkahmu ke arah yang salah. Di dalam kamar berukuran besar yang bernuansa serba putih, terdapat ranjang minimalis di tengah-tengahnya. Lemari berpintu 10 juga tak kalah mewahnya dari segala peralatan yang ada. Gauri terlihat fokus dengan pena yang dicoretkan di atas kertas. Jemari lentiknya begitu lihai, menari indah dengan gemulai. Dia sedang menggambar sebuah gaun yang hampir saja menyelesaikan titik akhir. Derap langkah samar-samar terdengar dari luar, yang kemudian diiringi dengan suara pintu terbuka tanpa ketukan. "Gauri, kau ditunggu ayah di bawah." Gauri menoleh ke arah pintu saat mendengar suara Sella yang hanya menjulurkan kepalanya ke dalam. "Ada apa?" tanya Gauri sebelum beranjak. "Tidak tahu." Sella angkat bahu dan kembali menutup pintu, lalu pergi begitu saja. Gauri menghela napas, menutup gambar yang hampir selesai. Lalu berdiri dan keluar. Sella kembali duduk di samping ibunya setelah menemui Gauri. "Di mana, Gauri?" tanya Pak Haris. "Dia akan segera turun, Ayah" sahut Sella. Kemudian ia menatap ibunya. "Bu, aku tidak ingin mengambil posisi itu. Pokoknya Ibu dan Ayah harus bisa membujuk, Gauri," pinta gadis itu serius. Bu Rani mengelus kepala putrinya dengan lembut. "Ayah akan mencoba, kamu tenang saja," hiburnya menunjukkan senyum. "Jika Gauri sampai menolak, aku akan membongkar semuanya. Dia sangat tidak tahu terima kasih jika sampai menentang Ayah." Sella tidak main-main dengan ancamannya. "Jangan katakan apapun padanya, Sella. Biar nanti Ayah yang sampaikan," cegah Pak Haris. Tidak lama kemudian Gauri tiba menemui mereka semua. Dia sedikit heran melihat wajah kedua orangtuanya yang tegang dan serius, juga wajah Sella yang nampak cemberut. Suasana tidak sehangat biasanya, Gauri menebak pasti ada sesuatu yang tidak beres. "Ada apa, Ayah?" tanya Gauri mengambil posisi duduk di samping sang ayah. "Ayah butuh bantuanmu, Gauri," kata Pak Haris setelah menghela napas dan menatap istrinya yang disetujui dengan anggukan. "Bantuan apa?" Alis Gauri terangkat heran dengan keseriusan nada bicara Pak Haris. Pak Haris terlihat sedikit ragu untuk menyampaikan. "Kamu tahu sendiri jika perusahaan kita sedang mengalami masalah, bukan?" "Iya." Gauri mengangguk. "Aku mendengarnya beberapa hari yang lalu." Gauri memang sudah mendengar dari perdebatan ayah dan ibunya beberapa hari yang lalu. Perusahaan mereka sedang diambang penurunan yang drastis. Gauri yang selama ini memang tidak paham masalah perkantoran, pun tidak tahu menahu apa penyebab penurunan tersebut. "Bisakah kali ini kamu membantu, Ayah?" pinta pria berambut hitam yang selalu tampil rapi tersebut. Di usianya yang sudah lebih dari 50 tahun, Pak Haris masih terlihat sangat muda dengan penampilannya yang selalu rapi. "Apa yang bisa aku lakukan, Ayah? Katakan saja, bila aku bisa membantu, maka akan aku lakukan." Gauri dengan antusias menanggapi. Gauri mendengar dengan seksama apa yang akan dikatakan Pak Haris selanjutnya. Bukan kebiasaan Pak Haris jika meminta bantuan padanya, apalagi jika menyangkut soal pekerjaan. Selama ini Gauri bahkan tidak pernah disinggungkan dalam bisnis tersebut. "Ayah ingin kamu datang ke perusahaan DTS Group. Beberapa hari yang lalu, Ayah berhasil membujuk mereka untuk bekerja sama dengan perusahaan kita. Hari ini mereka ingin tanda tangan kontraknya harus sudah siap, tapi Ayah tidak bisa pergi kesana karena harus segera berangkat ke luar kota." Pak Haris menjelaskan secara singkat, bukan keseluruhan permasalahan. "Kenapa tidak menyuruh Sella saja, Ayah. Bukankah dia yang paling ingin menjalankan perusahaan, Ayah?" Gauri menatap saudarinya yang mendekap lengan sang ibu. Biasanya Sella selalu ingin melibatkan diri dalam perusahaan, lalu kenapa tiba-tiba hari ini tidak meminta bantuan padanya. Apa karena perusahaan sedang tidak stabil? "Aku tidak mau kesana. Kau tahu sendiri kan siapa pemilik perusahaan itu, dia adalah orang yang kejam," tolak Sella dengan keras. Ya, Gauri tahu itu. Dia pernah mendengar sedikit cerita mengenai sosok sebenarnya pemilik perusahaan DTS Group. Dia adalah pria kejam yang disegani. Namun, sepertinya bukan masalah besar. Yang Gauri tahu, DTS hanya akan menindas orang-orang yang melakukan kesalahan dengannya. "Tapi …." Gauri masih ingin menolak menerima permintaan yang menurutnya tidak pantas ia terima, tapi Sella menyela ucapannya dengan cepat. "Sudahlah, Gauri. Terima saja. Lagian kamu adalah anak tertua, jadi sudah wajar jika kamu yang berhak." Gauri hanya terpaut usia 2 tahun dari Sella. Namun, usia lebih tua tidaklah membuat Sella bisa memanggilnya kakak. Bahkan Sella hampir tidak ingin mengakui bahwa Gauri adalah kakak kandungnya. Itu karena wajah Gauri yang sama sekali tidak memiliki kemiripan dengan ayah, ibu, dan juga dirinya. Namun, Gauri sedikit heran mengapa kali ini Sella tiba-tiba membicarakan soal usia. Masih ia ingat, bagaimana saat dulu Sella selalu ingin mengedepankan diri dalam segala hal. Karena Gauri adalah anak tertua, Sella merasa posisinya menjadi anak kedua akan serba mendapat tempat terbawah. Melihat anaknya bertikai, Bu Rani mengambil pembicaraan. "Gauri, kami semua sudah setuju jika kamu yang kesana. Anggap saja ini tanggung jawab yang ayah berikan untukmu." Bu Rani yang tidak biasanya menuntut, membuat Gauri merasa heran. Kenapa hari ini mereka semua terlihat berbeda padanya. Biasanya Bu Rani tidak ikut andil dalam memaksanya seperti ini. Beliau hanya fokus dalam membimbing Sella yang menurutnya masih labil. Sedangkan pada Gauri, dia tidak terlalu memikirkan karena menganggap Gauri sudah besar. Gauri menimbang sejenak. Sebenarnya dia ingin menolak, tidak mau terlibat dalam bidang yang tidak disukainya. Namun, saat menatap ayah dan ibunya yang penuh harap, Gauri menjadi iba dan tidak tega untuk menolak. "Baiklah. Aku harap Ayah dan Ibu tidak akan kecewa jika memberikan tanggung jawab besar ini padaku," kata Gauri mantap dengan terpaksa. Semua tersenyum senang mendengar kesiapan Gauri yang sesuai harapan. Terutama Sella yang merasa sangat lega. "Tentu kami tidak akan kecewa, Gauri," kata ayahnya bangga. Bangga karena telah menyelesaikan permasalahannya dengan baik. "Katakan, jam berapa aku harus pergi, Ayah?" Gauri terlihat sudah lebih serius. "Sore ini pukul 4." Gauri melihat arloji di tangannya. Masih tersisa waktu kurang lebih 2 jam sebelum berangkat. "Baiklah, aku akan bersiap." Gauri sudah berdiri dan bersiap untuk kembali ke kamar. "Semoga sukses, Gauri," kata Sella untuk pertama kalinya dalam ucapan yang yang disertai senyum. Gauri sempat heran melihat senyum di wajah Sella yang sulit diartikan. Biasanya Sella terkesan tidak pernah peduli dengan apa yang dia lakukan. "Terimakasih." Gauri berlalu ke kamar, tanpa pernah berpikir bahwa inilah langkah awal dirinya dipertemukan dengan masalah besar. Andai saja dia lebih bisa membaca sisi yang tidak telihat. Ah, sudahlah. Namanya juga bukan manusia sempurna.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Accidentally Married

read
102.6K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.8K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.2K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.5K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.6K
bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
292.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook