bc

RIMBA (Saat Cinta Menyapa)

book_age16+
512
FOLLOW
2.6K
READ
badboy
goodgirl
badgirl
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Berawal dari sebuah hubungan pura-pura.

Akankah Rimba Sissilya Sasmitha dan Erlandigo Narendra tetap mengelak akan hadirnya rasa yang tumbuh di hati masing-masing?

chap-preview
Free preview
Nona Rimba (1)
Rimba Sissilya Sasmitha. "Rimbaaaaa !!" suara melengking terdengar memecah pagi di sebuah rumah mewah. "Pasti si Mami itu. Bodo ah. Masih ngantuk, pura-pura tidur aja lagi." Sissy gadis yang meminta hafal betul kebiasan Mami jika diminta telat bangun pagi. Mami Sissy mengambil segan-segan mengeluarkan suara delapan oktaf-nya atau menggedor pintu kamar anak gadis itu sekeras-kerasnya. "Satu ... dua ... tiga." Sissy mulai menghitung, tidak sampai lima pasti akan kembali terjadi gempa di depan kamarnya, Eh, bukan. Pasti Mami Sissy akan dengan semangat 45-nya menggedor dan mendobrak kamar sang anak jika perlu. "Rimbaaaa ..., bangun!" titah mami berdiri tepat di depan pintu kamar. 'Tuh kan. Apa saja, dasar Mami nggak bisa melihat anak-nya seneng barang bentaran aja. "Gerutu Sissy berdecak. "Berisik, ganggu aja sih Mam!" protes Sissy tak terima. Dengan sangat membuka mau tidak mau perempuan harus pindah untuk membuka kamar yang dikunci dari dalam. "Rimba bangun !! Mau sampai kapan kamu malas-malasan begini." tak menghiraukan kuliah subuh sang Mami. Sissy kembali melompat lagi ke atas alas karena memang masih sangat mengantuk sekali. "Rimba Sissilyaa Sasmithaaaaa !!!" "Mami sial sih. Masih subuh udah teriak-teriak aja. Malu sama tetangga Mam," ucap Sissy memprotes dan masih dengan mata setengah terpejam. Sementara perempuan memutuskan baya yang keliatan anggun dan cantik itu hanya menggelengkan pandangan melihat kelakuan anak perempuan satu-satunya. "Astagaa, Rimbaaaaa. Bangun !!" "Mami, bisa nggak sih jangan manggil pake nama itu. Masa anak cantik begini memanggil Rimba. Emang Aku berhak Tarzan apa!" "Memang kamu itu pemenang tarzan. Yang anak Mami itu kan, Sissy, domba penurut, manis, dan yang pasti tidak pernah membantah Mami." "Terus Rimba itu berhasil siapa Mam?" "Rimba itu mungkin tarzan, Soalnya gadis yang bernama Rimba itu pembangkang, nggak nurut sama, dan tidak teratur, makanya lebih cocok jadi tarzan." "Ih Mamiiiiiiii, nanti kalau aku diambil sama tarzan beneran gimana? Mami jangan nyesel lho ya." Sissy mendengkus, gadis itu tahu betul jika sedang kesal dan kumat ngomelnya pasti menyanyikan mami akan memintanya dengan sebutan Rimba. Ya, Rimba adalah nama depan Sissy, yang diberikan oleh papinya. Alasan menyanyikan papi memberi nama depan 'Rimba' karena dulu waktu masih muda Papi itu adalah petualang yang sangat disukai kehidupan di rimba. Masa mudanya banyak dihabiskan untuk menjelajahi hutan atau mendaki gunung hanya untuk menyelamatkan penat atau berwisata alam. Baru setelah bertemu dengan mami, papi mulai total dunia yang dicintainya, lalu mulai serius menekuni bisnis hingga sekarang. "Buruan mandi sana kamu! Anak perawan kok bangunnya ngalah-ngalahin ayam berkokok," ujar mami sambil membuka korden di kamar gadis itu. "Waduh rupanya beneran sudah siang ya Mam? Pantas saja Mami ampe ngasih kuliah subuh begitu," cengir Sissy sejurus menyambar handuk di gantungan dan melesat ke kamar mandi. "Ini yang kamu lihat masih subuh Rimba, lihat matahari saja sudah nggak malu-malu buat menampakkan sinar matahari," cerocos mami lagi, meski dia tahu anak gadisnya sudah masuk ke kamar mandi. "Hehehe ... Iya- iya Mami, ini kan udah bangun. Mami jangan ngomel-ngomel terus dong nanti cepet tua lho," tukas Sissy menyahut dari dalam kamar mandi. Mami membereskan kamar Sissy, menata sprei yang bergeser dan melipat bed cover agar rapi. Lima belas menit, Sissy telah selesai dari ritual membersihkan diri, "Lha, Mami masih di sini? Kok ngelamun Mam? Mikirin apa sih Mam? Ntar wajah mami cepat keriput lho kalau banyak mikir." "Memang Mami kamu ini sudah tua, keriput. Tapi sungguh buruk nian nasib tua Mami, punya anak perempuan tapi tidak pernah sesuai sama Mami, ada saja bantahannya," ucap sang mami lagi bernada sindirin ke Arah Sissy dan dengan tangan yang di buat-buat seolah-olah sedang bersedih. "Mamiiii, jangan ngomong begitu. Kan Sissy begitu sedih Mam." Sissy mendekat pada mami, melingkarkan dipindahkan ke bahu mami. "Makanya kamu itu yang nurut dong sama Mami, kalau nggak mau lihat Mami bersyukur. Sekarang kamu masih enak, ada Mami dan Papi yang selalu memenuhi kebutuhan kamu. -main dan nggak pernah serius belajar. " celoteh mami, dan kali ini dengan mimik yang dibuat seserius mungkin. "Mamiii, tolong deh. Omongan itu doa lho Mam. Gimana coba kalau omongan Mami tadi didenger sama Malaikat, terus dikabulin beneran Papi bangkrut. Emang Mami siap apa saja yang berhasil susah." protes Sissy aktif kilat pada maminya. "Makanya kamu belajar yang rajin. Jangan males-malesan dan banyak mainnya. Biar nanti kalau ada apa-apa kamu bisa ikut andil bantu-bantu Papi di perusahaan" Yang menjawab mami juga benarnya benar. Sudah waktunya Sissy harus mulai masa depan. Tidak mungkin juga, kan, selamanya bergantung pada harta yang dimiliki. Sementara Sissy terbilang kaya raya, hartanya lebih dari cukup untuk menghidupi anak perempuan satu-satunya yang mereka punya, akan ada beberapa saat ke depan siapa yang akan tahu selanjutnya. Sissy sedikit jadi kepikiran oleh kata-kata sang mami. Gimana coba seandainya semua perkataan maminya itu seketika benar-benar menjadi kenyataan. Aduuh, kok aku jadi parno begini sih, pikirnya sendiri mikirin kata-kata Mami tadi. gemuruh hati Sissy. *** "Kamu gila! Ide kamu itu benar-benar nggak masuk akal. Aku nggak akan ngikutin ide gila kamu itu !!" Lelaki itu benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Katrina kekasihnya. Bayangkan saja tiga tahun mereka menjalin cinta, mulailah Katrin dilangsungkan kali, minta untuk diperkenalkan kepada keluarga besar Erlan Narendra, lelaki yang saat ini sedang misuh-misuh, dan juga mengumpat kesal, atas ide gila bernyanyi sang pacar. Sempat ingin membawa Katrin ke rumah sidang, namun saat itu Rendra masih butuh waktu untuk meyakinkan mereka bahwa dia sudah memiliki kekasih pilihan bahagia itu sendiri. Benar-benar awal dari Rendra sudah mewanti-wanti itu tak segampang itu membawa seorang gadis untuk memperkenalkan kepada mereka yang menjadi penentu menerima atau tidaknya gadis yang membawa Rendra adalah Eyang Arnita. Perempuan tua yang masih terlihat anggun dan cantik, sementara guratan keriput Eyang sangat detail sekali dalam hal menyeleksi para gadis sebelumnya yang pernah dilakukan Rendra. Bibit, bebet, dan bobot harus jelas katanya. Tidak masalah tentang kalangan biasa Yang dimaksud dengan santri santun terhadap kebebasan dan mengerti tentang menjadi perempuan. Dan yang utama, harus rajin ibadahnya, salatnya, ngajinya, kalau bisa ditutup auratnya. Lalu, harus bisa mengurus rumah bisa memasak dan yang kalah penting bisa membuat hati Eyang Arnita itu senang. Itu adalah syarat utama jika ingin menjadi calon nyonya Erlan Narendra. "Eyang-eyang, kenapa tidak nikah-kan saja cucu-mu ini dengan asisten rumahtangga. Sudah bisa dipastikan kalau syarat bakalan gampang buat mereka." protes Rendra kala itu tapi cuma dalam hati. Katrin adalah gadis pemenang yang dekat dan menjadi kekasih Rendra, setelah sebelumnya Eyang ditolak keras dan tidak disetujui pacar-pacar Rendra. Cari satu saja yang pasti! jika sudah cocok, langsung nikah saja, tidak bisa pacaran, buang-buang waktu dan tenaga saja. Dosa juga akibatnya. kata-kata sang eyang beberapa waktu yang lalu masih terngiang di telinga Rendra. Sebagai orang yang menjunjung tinggi ketimuran adat. Eyang Arnita tidak setuju dengan gaya pacaran anak jaman sekarang, istilah jaman sekarang. Buat apa pacaran lama tapi tidak perlu menikah, cuma jagain jodoh orang saja. Menurut pemahaman eyang Arnita. Rendra butuh waktu yang tak perlu disetujui sang eyang agar bisa menerima gadis pilihannya. Menerima profesi Katrin yang seorang model sempat membuat eyang Arnita menolaknya mentah-mentah. Akhirnya setelah satu tahun lebih, Rendra menyelesaikan hubungan dengan Katrin, dan kali lelaki ini berhasil meyakinkan eyangnya jika gadis pilihannya itu mengambil seperti yang selama ini ada dalam pikiran eyang. "Kehidupan seorang Model itu riskan sekali Rend. Apa kamu sanggup menerima segala konsekuensinya nanti kalau terjadi apa-apa?" protes eyang Arnita saat pertama kali membicarakan profesi Katrin. Setelah meyakinkan dengan sangat bersungguh-sungguh, serta membuktikan jika Katrin adalah perempuan yang layak didampinginya, akhirnya hati eyang Arnita luluh juga. Eyang meminta waktu untuk dipertemukan dengan Katrin. Ini adalah kesempatan emas. Tentu saja tidak akan disia-siakan oleh lelaki itu. Segera Rendra menerima gadisnya untuk mengabarkan kabar bahagia ini. Akhirnya setelah sekian lama Digo dapat menentukan pilihannya sendiri. "Tolong ... Rendra, Aku belum siap untuk ketemu sama kedua dan eyang kamu." jawaban serta kata-kata Katrin benar-benar membuat lelaki membelalakkan mata tak percaya. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu, sedangkan saat ini yang telah lama dinanti Rendra. "Tapi kenapa?" tukas Rendra tak memercayai pendengarannya. "Bukannya ini yang selama ini kamu mau, dikenalkan ke semua keluargaku terutama eyang Arnita. Kenapa sekarang kamu menolak untuk bertemu mereka?" pertanyaan Rendra meluncurkan kilat transisi atas persetujuan Katrin. "Aku memang sangat ingin sekali bertemu mereka Rendra, tetapi tidak sekarang. Kamu tahu kan karirku baru saja dimulai dan ini kesempatan berharga buat aku. Minggu depan aku mau ikut pemilihan model internasional di Milan," cerca Katrin dengan entengnya. Rendra tak bisa berkata-kata lagi mendengarkan alasan Katrin kali ini, yang mengatakan tak ingin membicarakan pertanggungan untuk saat ini. Jadi kariernya lebih berharga dari masa depan yang dapat dihubungi lelaki itu. "Tolong ... Katrin! Peluang ini nggak akan datang dua kali, kamu tahu kan bagaimana sikap Eyang," pinta Rendra dengan raut memohon pada Katrin agar bisa mengerti. "Aku benar-benar meminta maaf ya. Untuk saat ini aku belum bisa, tapi aku punya ide buat kamu dan juga hubungan kita kedepannya nanti setelah aku kembali dari Milan." "Ide? Ide apa maksud kamu?" "Sebaiknya aku akan carikan perempuan yang mau jadi pacar pura-pura kamu untuk dikenalkan ke eyang dan kedua kalian," cetus Katrin membeberkan idenya pada Rendra. Kali ini tidak hanya mulut Rendra yang menganga mendengar ide yang menurutnya sangat gila itu. Tapi mata lelaki itu juga melotot, menatap horor pada Katrin saat mendengarnya. "Bercanda kamu nggak lucu ya!" "Aku tidak sedang bercanda Rendra Sayang. Aku rasa cara ini paling bagus, sementara untuk mengalihkan perhatian Arnita dan mama-papamu. Ingat ini hanya pura-pura Rend, setelah kontrak kerja dan urusanku di Milan selesei, kamu bisa beli aku buat bertemu keluarga kamu. Bagaimana Sayang? Tolong, kamu mau ya. " "Katrin, yang mau aku kenalkan itu kamu. Bukan orang lain. Aku cinta-kamu sama kamu, sayang aku cuma untuk kamu. Buat apa aku bawa perempuan lain buat dikenalin ke keluarga aku kalau bukan kamu." "Aku ngerti Sayang, aku juga sayang banget sama kamu. Tapi aku mohon ya, hanya harap saja. Lagi pula ini cuma pura-pura. Mau ya sayang. Demi aku, demi cinta kita." Katrin mulai menampakkan wajah sendu-nya, juga merengek setengah terisak, dan jika sudah begini mau tak mau Rendra pasti akan menuruti keinginannya. "Baik! Ikut demi kamu dan demi cinta kita, aku akan berkontribusiin semua ide kamu itu asalkan kamu yang nyari perempuan itu untuk jadi pacar pura-pura, seperti yang kamu bilang." akhirnya lelaki itu hanya bisa pasrah menuruti semua ide gila Katrin kekasihnya. Rendra bingung, tidak tahu harus bingung apa. "Beneran Rendra? Makasih ya sayang," ucap Katrin berhambur memeluk Rendra dengan erat. "Sama-sama." cuma itu kata yang terucap saat Katrin memeluknya. Entahlah, hati dan perasaan lelaki itu terasa sedang kacau saat ini. #####

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.9K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
450.8K
bc

The crazy handsome

read
465.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook