bc

I BECOME A BILLIONAIRE'S BRIDE 21+ [Bahasa]

book_age18+
9.2K
FOLLOW
47.9K
READ
billionaire
forbidden
sex
contract marriage
escape while being pregnant
love after marriage
drama
twisted
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Selena memutuskan untuk keluar dari panti asuhan tempatnya dibesarkan untuk mengadu nasib di Ibukota. Kerasnya Ibukota membuat Selena mau tidak mau mengikuti arus yang entah akan berakhir dimana.

Menjadi penari striptis disebuah klab, Selena harus merelakan mata pencariannya ditutup untuk sementara waktu karena sebuah kasus pembunuhan.

Entah nasib baik atau buruk, Selena bekerja sambilan menjadi seorang asisten Make Up Artist disebuah salon terkenal. Suatu hari, Selena ditugaskan untuk merias seorang mempelai wanita saat sang Make Up Artist yang sebenarnya tidak bisa datang ke venue acara.

Bagaimana jadinya jika Selena yang awalnya bertugas sebagai perias pengantin malah diajak menikah oleh mempelai pria di acara pernikahan tersebut?

*****

"Dimana mempelai wanitanya?" Gabe masuk ke ruangan khusus mempelai wanita setelah ia menunggu cukup lama di altar.

"Lho? Saya juga sedang menunggu, Pak," jawab Selly dalam kebingungannya.

"Kemana sih, tuh cewek?!" Gabe terlihat frustasi sekarang. Tak sengaja pria itu melihat ke arah Selly. "Kamu mau nikah sama saya?"

"Ihhh! Gila, ya?!" Selly bergedik ngeri.

"Saya bakalan kasih kamu apa aja yang kamu mau. Uang, berlian, apa pun itu. Saya harus nikah sekarang juga." Gabe terlihat memohon.

Selly menimbang-nimbang, haruskah ia menerima tawaran itu?

⚠️ CERITA INI BANYAK MENGANDUNG UNSUR DEWASA SEPERTI KEKERASAN DAN ADEGAN SEKSUAL YANG KURANG PANTAS UNTUK DI BACA OLEH ANAK DI BAWAH UMUR. HARAP MEMBACA DENGAN BIJAK ⚠️

chap-preview
Free preview
SATU
Sudah empat tahun gadis itu memutuskan untuk keluar dari panti asuhan. Ia berpikir jika kehidupannya tetap saja tidak berjalan sesuai yang ia inginkan. “Semoga malam ini aku dapet banyak uang tip,” ujarnya pada dirinya sendiri sebelum melepas kemejanya yang kebesaran. Namanya Selena Hersye. Terdengar indah memang. Namun nama itu adalah nama yang diberikan oleh pemilik panti, Christian Hersye. Pak Tua yang menyayanginya itu rela menggelontorkan namanya ke belakang nama Selly meski keluarganya banyak yang menentang. Alasannya? Karena Selly adalah anak yatim-piatu. Keluarga Hersye takut jika Selly yang membawa nama mereka di belakang namanya itu hanya akan menyulitkan mereka kedepanya. Suara musik yang memekakan telinga itu menyelinap masuk ke dalam indra pendengarannya saat Selly membuka pintu ruang tunggu itu. Bakat menari yang gadis itu miliki membuatnya tersesat di dalam kehidupan malam untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Selly memang hidup sendirian, namun adik-adiknya di panti asuhan banyak yang membutuhkannya sejak Christian jatuh sakit. Menjadi penari striptease pun sudah ia geluti sejak tiga tahun yang lalu. Uang yang ia dapat dari klab ini cukup untuk membiayai dirinya dan adik-adiknya meski tak banyak membantu. “Udah siap?” tanya Roy—pemilik Nirvana Club. Selly menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Tak lupa ia pastikan topeng yang ia pasang itu mengait dengan kencang di wajahnya. Setelah melihat anggukan kepala Selly, Roy pun memberi kode pada DJ yang sedang tampil untuk menyesuaikan ritmenya dengan tema tarian Selly malam itu. “Hot and Sweaty,” gumam Selly pelan sebelum naik ke atas panggung yang Roy buat. Selly mulai menari, menggerakan bokongnya ke kanan dan ke kiri sebelum ia memutar kepalanya. Beberapa pria mulai naik ke atas panggung, mereka ikut menari dengan gadis itu. Tak jarang ada yang menyelipkan uang di karet celana dalam gadis itu. Selly tak keberatan sama sekali karena ia memang hanya mengenakan pakaian dalam untuk menari. Malam semakin larut namun gerakan tariannya semakin memanas. “Why you are so sexy?” bisik seorang pria di telinga Selly. Gadis itu tersenyum menanggapi sebelum mengalungkan lengannya di leher pria itu. “Because sexy makes you happy.” Selly berbisik di telingan pria itu dan pria itu terlihat membuka dompetnya untuk Selly. Senyum Selly semakin lebar karena menurutnya ini adalah seni mendapatkan uang dengan mudah tanpa perlu tidur dengan seseorang. Pria itu menyelipkan segepok uang di bra yang Selly pakai. Dalam hari gadis itu berseru, “Hei! Tubuhku sudah dipenuhi dengan uang. Malam ini aku benar-be—” Dooor. Suara tembakan terdengar dan pria yang baru saja menari dengan Selly terkapar di lantai. Gadis itu berlari dalam kepanikan. Meski begitu, ia takkan melupakan uang-uang yang susah payah ia kumpulkan. “Ada apa, Sell?” tanya Roy saat gadis itu mendekat ke arahnya. “Pria itu ditembak seseorang,” jawab Selly seraya menghitung uang yang ada di dalam genggaman tangannya. “Delapan juta? Lumayan untuk setengah malam kerja.” “Berhenti ngitungin duit lo, Selly. Polisi bakalan dateng.” Roy menegur Selly. Tentu saja hal itu membuat Selly berdecak sebal. “Nih, bagian lo, Roy. Bagian gue delapan ratus ribu.” Selly menyerahkan uang yang ada di genggaman tangannya pada Roy dan tangannya yang lain—yang menggenggam uang dengan jumlah yang lebih kecil—juga ia gerak—gerakan sebagai tanda jika miliknya lebih sedikit. Sesuai perjanjian, bagian Selly memang hanya sepuluh persen dari uang tip yang gadis itu dapatkan. “Cepet pake baju lo. Kalo polisi dateng, lo tau kan, harus ngomong apa?” tanya Roy pada Selly. Gadis itu menganggukan kepala dengan malas. Malas karena ia akan di bawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Selly mengganti pakaiannya seperti apa yang Roy katakan. Tepat setelah ia selesai menghapus lipstik merah dari bibir ranumnya, seseorang mengetuk pintu ruangannya. “Apa Anda berada bersama Pak Santoso saat pria itu menerima tembakan?” Seseorang muncul dari balik pintu tanpa Selly sempat membukanya. Seorang pria tampan berbicara kepadanya sambil menunjukan lencana polisinya. “Ya.” Gadis itu menjawab singkat. “Apa Anda bisa ikut dengan saya?” tanya pria itu lagi. Selly menganggukan kepalanya untuk menjawab. Pria itu pun membawanya pergi dari klab dengan mobil polisinya. “Mobil lo wangi,” ujar Selly saat polisi muda itu masuk dan duduk di sebelahnya. “Anda terlihat santai untuk menjadi saksi sebuah kasus pembunuhan,” ujar polisi itu sebelum menyalakan mesin mobilnya. “Dunia malam emang kejam, kan?” Selly sedikit terkekeh meski polisi muda itu mendengus karena mendengar kata-katanya. “Davidio Adam.” Selly membaca nama polisi itu di dalam hati saat ia melihat tanda pengenal yang polisi itu gantung di kaca spion dalam mobilnya. “Anda ingin menghafal nama saya?” tanya polisi itu. Selly yakin jika polisi itu memperhatikan gerak-geriknya sedari tadi. “Cuma mastiin kalo lo beneran polisi.” Selly menjawab sebelum memalingkan wajahnya ke jendela yang ada di sebelahnya. Adam pun menginjak pedal gas mobilnya semakin dalam. Pria itu tak tahan untuk berbicara terlalu lama dengan Selly yang bertingkah seenaknya. ***** Esok malamnya, Selly datang kembali ke klab namun polisi menutup klab milik Roy karena kasus pembunuhan semalam. Selly mengeluarkan ponselnya, jarinya bergerak untuk mencari kontak Roy di dalam ponselnya. Saat ia menemukannya, ia langsung menghubungi pria itu. “Hallo, Roy? Klab lo beneran di tutup?” tanya gadis itu saat Roy mengangkat panggilannya. “Ayo, lah. Pak Santoso itu bukan orang biasa. Polisi bener-bener ngelebih-lebihin kasusnya. Sialan!” Roy terdengar sangat kesal di seberang sana. “Terus gue gimana? Lo tau, kan? Gue ngegantungin hidup sama klab lo,” ujar Selly dengan nada sedih yang dibuat-buat agar Roy memberikannya uang selama klabnya tutup. “Nanti gue cariin pekerjaan selama klab tutup. Ntar gue kirim di chat.” Roy memutuskan panggilannya begitu saja. Selly menyesal karena semalam ia memberikan bagiannya dengan jujur. Sebab, seandainya ia tahu jika klab milik Roy akan ditutup, gadis itu pasti akan mengambil sebagian uang tip milik Roy. Ting. “Nora Salon, Jl. Bahagia No. 3. Bilang aja lo temen gue.” Pesan itu dari Roy. Selly kesal karena menurutnya Roy benar-benar tidak ingin memberikannya uang secara cuma-cuma. Selly pun memilih untuk kembali ke kamar kosnya yang pengap dan sempit itu. Braaakk. Tubuh Selly terpelanting dan hampir saja terjatuh ke tanah saat seorang pria tak sengaja menabraknya dengan tubuh atletisnya. “Astaga! Kenapa otot perutnya benar-benar kerasa di telapak tangan?!” Selly membatin. “Anda baik-baik saja?” tanya pria itu setelah membenarkan posisi tubuh Selly yang ia tabrak. Pria itu melepaskan pegangan tangannya dari belakang tubuh Selly setelah berhasil menangkap tubuh yang hampir beradu dengan tanah karena ulahnya itu. “Kalo jalan, lihat-lihat, dong!” Selly berdecak untuk menghilangkan ekspresi kagumku padanya. “Maaf. Apa Anda butuh ganti rugi?” tanya pria itu dengan sebelah alisnya yang ia angkat. Entah mengapa hal itu malah membuanya terlihat benar-benar seksi di mata Selly. “Hei?” Pria itu menyadarkan Selly dari lamunannya karena wajah rupawan miliknya. “Iya! Gue butuh ganti rugi!” Tanpa sadar, Selly menjawab dengan lantang. “Apa ini cukup?” tanya pria itu dengan nada datar. Namun satu hal yang Selly yakini, pria itu tidak sedang menghinanya dengan memberikan beberapa lembar uang berwarna merah kepadanya. “Cukup.” Selly mengambil uangnya sebelum meninggalkan pria itu. “Klab tutup. Datang aja lain kali.” *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweet Sinner 21+

read
879.7K
bc

The crazy handsome

read
465.3K
bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
290.9K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
612.7K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.1K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.8K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
924.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook