bc

Annoying Husband 21+

book_age18+
76.7K
FOLLOW
1.9M
READ
sex
contract marriage
love after marriage
arrogant
goodgirl
drama
comedy
bxg
female lead
city
like
intro-logo
Blurb

Bosan mendengar kalimat "Kapan kawin?", membuat Bella Orzo kesal dan buat target harus menikah secepatnya.

Bertemu Daniel Wijaya, seorang pria yang punya misi yang sama, akhinya Bella menikah tanpa cinta. Sebulan berumah tangga, terkuaklah masa lalu Daniel yang membuatnya jengkel, hingga memberi cap jika Daniel Suami yang menjengkelkan.

Apa yang membuat Bella jengkel? Akankah benih cinta tumbuh antara Bella dan Daniel?

"Dari pada aku cuma pura-pura jadi calon suami kenapa gak kita nikah beneran? Gimana?"

( Daniel Wijaya )

"Untuk apa aku peduli? Aku akan menikahi dia bukan karena cinta tapi untuk menuruti perintah Robert Orzo. Tak ada cinta Bella! Cukup 5 tahun kau mengenal cinta! Tidak untuk kali ini!"

( Bella Orzo )

"Itu belum seberapa, Bell. Apa kau ingin merasakan kebrengsekan aku yang lainnya?"

( Hans Wijaya )

(BACA JUGA SEQUEL NYA ; ANNOYING HUSBAND Season 2, Klik LOVE atau ADD ya, Gaes. )

chap-preview
Free preview
Vibrator
Bella Orzo duduk tenang di atas kursi empuk sembari menyeruput secangkir kopi latte di sebuah coffee shop ternama di kotanya. Tak ada cake di atas meja, hanya secangkir kopi dan sebatang rokok yang sudah memendek menemani kesendiriannya di sore minggu. Janji temu dengan Bastian Wood tidak ia hadiri setelah membuat alasan konyol. Aku berada di bandara dan lima menit lagi pesawat akan membawaku ke Perancis. Konyolnya lagi pria yang sudah lima tahun pernah menjadi tunangan, mempercayai ucapannya, bahkan berniat menyusul untuk mengejarnya ke bandara. Tunangan. Sebuah kata yang Bella benci, bahkan ia muak menyandang status tunangan dari pria yang sehari-hari berprofesi sebagai owner toko bunga di daerah Jakarta Selatan. Bukan tanpa alasan Bella membenci Bastian Wood. Hubungan yang ia mulai dengan indah dan penuh cinta harus berakhir setelah mengetahui jika Bastian berpaling. Jika kepada seorang wanita muda, kaya dan lebih cantik darinya, Bella bisa menerima. Namun, sayangnya pasangan selingkuh Bastian bukan wanita yang ia sebut seperti tadi. Dimas Wendra, sahabat Bastian adalah pria yang berhasil menggeser Bella dari hati Bastian. Gay? Ya, tentu saja, dan Bella harus membatalkan pertunangan mereka dua bulan menjelang pernikahan, tanpa sepengetahuan orang tuanya yang kolot. Ia terpaksa berhenti bermimpi menikahi Bastian yang sudah berubah haluan, tapi masalah lain adalah paksaan dari orang tuanya yang menyegerakan acara pernikahan mereka. Jika tidak menurut, Bella akan dihapus namanya dari daftar penerima warisan yang berupa toko grosir di Bekasi, kota kecil tempat kelahirannya. Walaupun sebetulnya ia tidak begitu tertarik. Bella bingung. Menikahi seorang gay bukanlah solusi, tapi melihat ayahnya yang mempunyai riwayat penyakit jantung, juga membuatnya kalang kabut. Satu-satunya cara adalah mendapatkan pria yang bisa menikahinya. Kawin kontrak. Itulah yang terbesit dipikirannya sekarang. Dengan siapa? Dan, itu masalah utamanya. Ia belum menemukan pengganti Bastian sementara, waktu sebulan harus ia gunakan untuk mencari pria yang bisa menikahinya walau harus kawin kontrak. Ponsel Bella bergetar di atas meja. Setelah membaca nama peneleponnya, ia menutupnya cepat. "Sudah punya bini mengaku duda. Dasar b******n!" umpatnya sambil melihat layar ponsel, teringat dengan pria yang baru ia kenal dari aplikasi My boo, semacam aplikasi mencari jodoh. Dua kali bertemu bersama pria-pria yang ia kenal di aplikasi tersebut, tak ada yang membuatnya cocok, selalu ada saja hal yang tidak ia sukai. Entah itu terlalu muda darinya atau mengaku duda, tetapi masih beristri. Seketika Bella menjadi ragu bisa mendapatkan pria yang bisa menjadi calon suami dalam waktu sebulan dan mungkin harus merelakan namanya dicoret atau tak diakui lagi dari daftar kartu keluarga. Pasrah. Bella pasrah seperti rokok yang harus ia matikan di asbak dan meneguk habis kopinya. Beranjak dari sana untuk menuju apartemen kecil yang ia beli setahun yang lalu adalah tujuan utamanya sekarang. "Aduh." Isi dari paper bag yang Bella jinjing terjatuh setelah menyenggol seseorang tepat di pintu keluar kafe. "Maaf. Aku enggak sengaja," ucap pria berperawakan tinggi dengan tubuh tegap dan wajah kebule-bulean yang langsung berjongkok memasukkan lagi isi tas Bella. Pria itu terdiam ketika tangannya menggenggam sebuah benda. Ia mendongak menatap Bella yang terdiam menatapnya dengan tatapan datar. "Kenapa? Apa kamu belum pernah melihat vibrator?" tanya Bella, bergegas merebut vibrator yang masih dalam kemasan lalu memasukkan lagi ke dalam tasnya. Pria itu bangkit lalu tertawa kecil sambil menggeleng. "Pernah, tapi hanya di situs dewasa," Ia menjawab santai. "Dasar m***m!" gerutu Bella lalu beranjak meninggalkan pria itu yang masih tersenyum sendiri. ❤❤❤ Senin pagi biasanya Bella sudah berada di kantor dan mengerjakan tugas harian, menghitung jumlah baju yang harus ia kirim ke beberapa mall terkemuka di Jabodetabek. Namun, kali ini jam 8.00 pagi ia masih berada di apartemen, mengubek-ubek semua isi kamar dan ruangan tengah tempat biasa ia bersantai. "Sialan! Ke mana sih? Giliran dicari gak ketemu!" Bella mengumpat sambil membuka semua isi lemari pajangan yang hampir dipenuhi dengan novel dewasa. Ia tak menemukan barang yang sudah ia cari selama satu jam. Tiba-tiba pandangan Bella mengarah pada ponsel yang berdering di atas meja. "Itu pasti pak Dodi," tebaknya sambil berjalan menuju sofa lalu membaca nama penelepon yang menghentikan kegiatannya. Astrid, resepsionis yang bekerja di perusahaannya yang bergerak di bidang retail pakaian, berhasil mengalihkan dari kegiatan yang paling ia benci. Mencari barang yang hilang. "Hallo ada apa, Strid?" sapa Bella, mengangkat panggilan sambil berjalan ke arah kamar lagi. "Mbak, Bella ada yang cariin. Katanya mau ketemu sama Mbak. Penting banget," ujar Astrid dan berhasil membuat Bella mengerutkan dahi. Jangan bilang dia itu Bastian Wood? Tidak! Itu tidak mungkin! Dia mengetahui aku travelling bersama agent travel menghabiskan cuti tahunanku di Paris. Bella berhenti berpikir, tubuhnya sudah lelah mencari barang yang tidak ia temukan selama satu jam di dalam apartemennya yang kecil. "Siapa?" tanya Bella, berharap bukan Bastian apalagi pria yang ia kenal dari My Boo. "Daniel. Namanya Daniel Wijaya. Sebaiknya Mbak ke kantor sekarang, dia enggak punya banyak waktu karena harus pergi ke luar kota," sahut Astrid memintanya ke kantor yang memakan waktu satu jam perjalanan. Bella menyetujui dan berencana menemui atasannya setelah bertemu pria yang bernama Daniel tadi. Pria yang tidak pernah ia kenal. ❤❤❤ Bella berlari kecil setelah turun dari bus Transjakarta menuju gedung bertingkat lantai lima di Jakarta Pusat. Napasnya terengah-engah memasuki gedung dan langsung berjalan menuju meja resepsionis. "Mana orangnya, Strid?" tanya Bella to the point lalu menoleh mengikuti arah tangan Astrid menunjuk ke arah sofa di ruang lobi. Bella berjalan ke arah sofa dan melihat pria yang sama ia temui di coffee shop kemarin sore. "Kamu? Bukannya kamu yang kemarin?" tebaknya yang yakin ingatannya tidak sedang bermasalah. Pria itu berdiri dengan tangan terjulur ke depan. "Daniel. Daniel Wijaya," Ia memperkenalkan diri. Bella membalas walau penasaran, "Bella Orzo. Ada apa kamu mencari aku?" tanyanya terheran. "Ini," Daniel mengeluarkan ID card dari saku celana. "Punya kamu 'kan?" Bella mengambil ID card dari tangan Daniel, barang yang ia cari selama satu jam di rumah. "Ini memang punya aku. Kok bisa--" "Kemarin waktu kita bersenggolan, paper bag kamu jatuh dan ID card itu aku temuin di dekat pintu kafe," terang Daniel. Bella menghela napas lega. "Oh ... kirain aku hilang. Thanks ya, sudah mau anterin ini ke kantorku," serunya sambil mengembangkan senyum yang paling manis setelah satu jam bibirnya hanya mengeluarkan kalimat kotor. Daniel berjalan mendekati Bella lalu berbisik. "Bagaimana kalau nanti sore kita ketemuan lalu main ke apartemenku?" tawarnya, tak lama memandang Bella dan mengedipkan sebelah mata. Bella tertawa sebentar lalu mengangkat dagu, "Kamu minta timbal balik? Kalau main ke apartemen kamu, kita ngapain?" tantang Bella. Senyum Daniel makin lebar. "Yang jelas kamu puas dan enggak perlu pakai vibrator lagi. Mau?" Ia balik menantang. Bella tersenyum sinis dengan pandangan serius. "Oke, siapa takut?!"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Destiny And Love

read
1.5M
bc

Naughty December 21+

read
509.0K
bc

PASSIONATE LOVE [INDONESIA] [END]

read
2.9M
bc

PERFECT PARTNER [ INDONESIA]

read
1.3M
bc

DESTINY [ INDONESIA ]

read
1.3M
bc

BILLION BUCKS [INDONESIA]

read
2.1M
bc

CRAZY OF YOU UNCLE [INDONESIA][COMPLETE]

read
3.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook