bc

You Are My Love

book_age18+
1.0K
FOLLOW
7.8K
READ
billionaire
second chance
sensitive
boss
drama
sweet
bxg
office/work place
wife
husband
like
intro-logo
Blurb

Spin Off The Revision Love With CEO

Cerita Stephen Huarliman dan Flora Primalya

Masuk ke dalam hubungan orang lain tidak pernah ada dalam kamus Stephen Huarliman namun ketika gadis yang dia cintai di campakkan begitu saja di hari pernikahan saat itu Stephen merasa dia harus melakukan sesuatu untuk membuat Flora tidak di permalukan. Maju ke depan untuk menggantikan mempelai pria adalah hal paling nekat yang Stephen lakukan.

Pernikahan tanpa rencana dan tidak terduga itu terjadi antara Stephen Huarliman dan Flora Primalya. Semua hal tentang pernikahan impian hanya tinggal angan. Alih-alih senyuman penuh kebahagiaan yang terjadi justru air mata yang tidak henti bercucuran.

Flora sangat sulit menerima kenyataan, walau Flora tahu Stephen mencintainya namun pria itu bukanlah laki-laki yang Flora pilih untuk menjadi suaminya.

Bagaimana akhirnya pernikahan Stephen dan Flora? Akan bahagia penuh dengan dengan cinta seperti harapan Stephen atau justru akan berakhir seperti harapan Flora?

Cover by: Lana Media

chap-preview
Free preview
1. The Accident
Sakral. Itu adalah gambaran satu-satunya yang cocok untuk suasana hari ini. Stephen terlihat menarik napasnya berkali-kali untuk menenangkan dirinya namun dia sama tidak berhasil. Alih-alih masuk ke dalam gedung tempat pemberkatan Flora dan Anzel. Stephen justru melangkah kearah taman. Berkali-kali Stephen berusaha untuk menerima kenyataan namun berulang kali pula dia merasa gagal untuk itu. Stephen tidak tahu. Tapi di tinggal menikah oleh orang yang kita cintai itu memang tidak mudah. Rasanya sangat sakit sekali apalagi ketika kita tahu bagaimana keadaan dia yang sebenarnya. Ini adalah hari patah hati terbesar untuk Stephen sepanjang sejarah hidupnya. Flora Primalya. Gadis itu satu-satunya yang berhasil membuat Stephen benar-benar merasa tertarik. Flora adalah gadis yang masuk ke dalam list teratas orang ingin Stephen lihat senyumnya sepanjang hari. Flora adalah orang yang selalu Stephen bayangkan akan menjadi teman diskusinya sepajang sisa perjalanan hidupnya. Tapi hari ini semua impiannya akan berakhir begitu saja. Flora memilih orang lain untuk menjadi teman diskusi sepanjang sisa hidupnya. Hari ini Stephen sadar, bahwa Flora memang tidak pernah menjadikannya pilihan. Stephen menengadah, menatap langit. Tatapan Stephen mendadak kosong. Stephen berharap perasaanya akan lebih baik. Dia sudah berjanji apa dirinya sendiri. Walau dia tidak bisa memiliki Flora sebagai pendamping hidupnya, Stephen akan selalu mendukung apapun keputusan dan pilihan Flora. Stephen akan memperlakukan gadis itu seperti dia memperlakukan Cynthia. Mereka adalah sahabat baik. Stephen tidak akan membiarkan semuanya rusak hanya karena perasaanya yang tidak terbalaskan "Step!" seruan yang cukup keras itu membuat Stephen langsung menoleh. Di Sana terlihat Reynard dan Milka yang berlari ke arahnya dengan wajah yang terlihat sangat panik dan juga napas yang terlihat tersenggal. "Kenapa?" tanya Stephen dengan tatapan bingung. Seharusnya Reynard dan Milka sudah duduk dengan nyaman di dalam gedung namun kenapa dua orang ini justru mencarinya bahkan dengan napas tersenggal dan wajah yang terlihat sangat panik seperti sekarang. "Lo ikut kita!" seru Reynard. Berbanding terbalik seperti yang sudah-sudah. Reynard kali ini terlihat sangat serius bahkan dari caranya menatap Stephen, Reynard terlihat sedang tidak ingin di bantah. "Rey? Kenapa? Kalau lo menghawatirkan kondisi gue. Nggak perlu. Gue juga nggak akan mengacaukan pernikahan Flora dan Anzel hari. Gue nggak mungkin mempermalukan dia di hadapan banyak orang. Selain dia adalah orang yang gue suka, dia juga sahabat gue," ucap Stephen. Reynard dan Milka tetap diam saja. Ekspresi panik di wajah mereka tidak hilang sedikitpun. Langkah mereka sedikit lebar untuk menuju gedung tempat Flora dan Anzel akan melakukan pemberkatan. Langkah berhenti di depan pintu gedung utama tempat pemberkatan. Suara bisik-bisik terdengar dari segala sisi bahkan beberapa orang memilih untuk meninggalkan tempat pemberkatan dengan nada suara penuh dengan ejekan. Stephen kebingungan kemudian tatapan mata Stephen tertuju pada mama dan adik Flora yang terlihat sangat panik. Jack dan Laskar terlihat berusaha menenangkan mama Flora. "Ada apa?" tanya Stephen dengan nada bingung. Dia menatap Milka dan Reynard secara bergantian. Dua sahabatnya itu terlihat menghembuskan napas. Milka menggigit bibir bawahnya. Mata wanita yang sedang melakukan program untuk memiliki seorang anak itu terlihat berkaca-kaca. Laskar dan Milka memang sempat menunda untuk memiliki seorang anak karena kesibukan Laskar yang sangat padat bahkan pria itu sering melakukan penerbangan ke luar negeri. "Keluarga Anzel membatalkan pernikahan," ucap Milka dengan suara tercekat. Reynard ikut menganggukkan kepalanya, menyetujui apa yang di katakan oleh Milka. Stephen terdiam. Matanya mengerjab perlahan. Suasana di tempat pemberkatan terlihat semakin gaduh. Mama Flora terlihat benar-benar sudah terduduk dengan lemas di salah satu kursi. "Dimana Flora?" tanya Stephen. "Masih di kamar sama Thia.” Reynard menjawab dengan cepat. Stephen berpikir cukup keras, dia tidak habis pikir kenapa keluarga Anzel membatalkan pernikahan di detik-detik terakhir seperti ini. "Sudah berapa banyak orang yang tahu tentang ini?" tanya Stephen setelah beberapa saat mereka sama-sama diam dan sibuk dengan pikiran mereka sendiri. "Hanya sebagian kecil tapi gue sekarang nggak bisa memastikan. Masih ada banyak tamu yang akan datang. Pesta pernikahan Flora dan Anzel akan langsung di lakukan setelah pemberkatan.” “Apa yang harus kita lakukan sekarang? Flora dan keluarganya akan semakin di permalukan. Teman-teman kantor kita bahkan sudah mulai berdatangan. Kita nggak mungkin mengumumkan pihak laki-laki membatalkan pernikahan begitu saja, bagaimana Flora bisa menjalankan hidupnya setelah ini. Orang akan meremehkannya, gue sekarang sangat khawatir dengan kondisi Flora. Gue takut dia semakin memburuk.” Raut wajah Milka terlihat semakin panik. Wanita itu kini memeluk Laskar yang berdiri di sampingnya. “Tante Tyas mengatakan tidak ada pilihan lain kecuali membatalkan pernikahan. Keluarga Anzel tidak memberikan konfirmasi lebih lanjut setelah mereka membatalkan pernikahan melalui telpon. Sekarang tidak ada satupun dari pihak keluarga Anzel yang bisa di hubungi,” ucap Laskar. Milka menutup mulutnya sendiri. Dia tidak tahu bagaimana hancurnya Flora. Dia tidak menyangka bahwa Flora akan terjebak dalam situasi sesulit ini. Kenapa tidak ada jalan yang mudah untuk Flora? Kenapa gadis itu tidak mengatakan apapun. Kabar pernikahan Flora dan Anzel bahkan termasuk berita yang mendadak. Flora datang pada mereka dengan selembar undangan dan mengatakan bahwa dia akan segera menikah. Gadis itu hanya meminta untuk datang ke pernikahan tanpa meminta hal lain. “Dimana tante Tyas?” tanya Stephen tiba-tiba. Laskar langsung menunjuk tante Tyas yang masih di temani oleh Jack dan juga adik laki-laki Flora. “Step, lo mau ngapain? Jangan melakukan hal aneh-aneh yang akan lo sesali sepanjang hidup lo,” ucap Reynard, dia menahan Stephen yang ingin melangkah ke arah Tyas. “Nggak ada hal aneh yang akan gue lakukan dan gue juga nggak akan menyesali apa yang akan gue lakukan nanti. Kalian hanya perlu mendukung gue. Rey hubungi orangtua gue bilang kalau gue mau nikah.” Stephen langsung melangkah ke arah Tyas dan langsung berjongkok di depan wanita paruh baya itu. Para sahabatnya terlihat mengacak rambut frustasi. Reynard langsung melakukan apa yang di minta oleh Stephen yaitu menghubungi orangtua pria itu sedangkan Milka langsung menyusul Flora ke kamar yang di pakai oleh gadis itu untuk bersiap. *** Hal yang tidak pernah ada dalam rencana terjadi begitu saja hari ini. Nama baik keluarga yang sempat di pertaruhkan sekarang terselamatkan walaupun pengantin prianya berganti. Stephen yang memiliki prinsip hidup tidak akan masuk ke dalam hubungan orang lain kini melanggar prinsipnya. Stephen merasa ini bukan waktu baginya tetap diam ketika gadis yang dia cintai di campakkan dan di permalukan di hari yang spesial. Stephen tidak tahu tindakannya hari ini sudah benar atau belum. Tapi dia hanya ingin melakukan apa yang ingin dia lakukan. Stephen tidak akan menyesal menikahi Flora Primalya, gadis yang kini dia genggam tangannya. Stephen tidak tahu apa yang akan di katakan Flora setelah acara ini selesai namun apapun itu Stephen akan menerimanya dan tetap akan mempertahankan apa yang baru saja berhasil dia miliki. Sejak lima menit yang lalu setelah pemberkatan, Flora Primalya resmi menjadi istrinya. Walau berkali-kali Flora menatapnya dengan penuh tanya dan mata sembab tapi Stephen hanya tersenyum pada gadis itu. Stephen tidak mengatakan banyak hal. Dia menerima ucapan selamat yang di ucapkan oleh para tamu mereka yang berdatangan. Stephen tahu akan banyak pertanyaan yang harus dia jawab keesokan harinya tapi baginya ini tetap bukan masalah. Stephen akan menghadapi semuanya dengan caranya. Tatapan para sahabat mereka terlihat campur aduk, antara senang dan juga tatapan seolah sedang mengatakan pada Stephen bahwa apa yang Stephen lakukan benar-benar sangat gila. Stephen tahu dia benar-benar nekat. Menikahi perempuan yang sedang patah hati bukanlah pilihan yang tepat. Itu mungkin juga hal yang sedang di khawatirkan oleh para sahabatnya sekaligus rekan kerjanya. “Kamu butuh sesuatu?” tanya Stephen ketika Flora melepaskan genggaman tangan mereka yang sejak tadi saling bertautan satu sama lain. Gadis itu menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca namun Stephen sangat sadar bahwa di balik gerombolan air mata yang siap menetes itu, ada amarah yang siap meledak dan Stephen semakin yakin ketika Flora menariknya ke sisi ruangan yang cukup sepi. “Gue tahu lo selalu memperhatikan gue dan yang lain dengan baik tapi kenapa lo melakukan hal segila ini? Kenapa lo menikahi gue? Gue nggak pernah mau menikah sama lo Steph! Kenapa nggak membiarkan gue sendiri saja. Kenapa lo membuat hidup gue semakin sulit?! Gue benci sama lo Stephen!” seru Flora dengan penuh emosi. Air mata lagi-lagi lolos dari pelupuk mata gadis itu. Hari ini untuk pertama kalinya Stephen bisa melihat Flora meluapkan emosinya, semua hal yang di rasakan oleh gadis itu selama ini seolah sedang terpampang dengan nyata di hadapan Stephen. Stephen menarik gadis yang sudah resmi menjadi istrinya itu ke dalam pelukannya. “Flo, aku tahu kamu tidak pernah menjadikan aku pilihan tapi kamu selalu menjadi pilihan aku, jangan pernah berpikir bahwa yang terjadi hari ini hanya bentuk rasa kasihan aku sama kamu karena itu sama sekali nggak benar. Aku melakukan semuanya karena kamu memang orang yang selalu ingin aku jadikan teman diskusi sepanjang sisa hidup aku, jadi tolong izinkan aku untuk melakukan apa yang harus aku lakukan sebagai suami kamu. Aku butuh kesempatan lebih. Aku butuh ruang dari kamu. Izinkan aku untuk melakukannya mulai hari ini."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook