bc

Dua Istri

book_age18+
detail_authorizedAUTHORIZED
1.4K
FOLLOW
7.5K
READ
goodgirl
drama
tragedy
like
intro-logo
Blurb

Elang terpaksa menikahi Huri untuk demi melunasi utang ibunya. Walau sangat berat harus berpoligami, tetapi Elang tetap melakukannya. Walau Huri terlihat baik dan perhatian pada Elang, tetapi Elang masih enggan menerima statusnya sebagai suami yang memiliki istri muda.

Kiyara istri Elang pun memanfaatkan kebaikan Huri. Wanita itu senang dengan perhiasan pemberian Huri, tetapi suaminya tidak boleh berkunjung ke rumah Huri. Cukup satu kali saja saat pernikahan berlangsung.

Bu Latifah dan Bu Rima akhirnya menyusun siasat untuk menjebak Elang agar mau meniduri Huri. Gadis itu seperti mendapat kutukan bahwa tidak akan ada lelaki bujangan yang bisa hidup lama setelah melamarnya. Huri harus menikah pada pria beristri dan dalam waktu satu bulan harus menidurinya, jika tidak, nyawa suaminya pun dalam bahaya.

Rencana berhasil, Elang meniduri Huri, tetapi setelah itu ia kembali pada Kiya dan tidak menampakkan batang hidungnya kembali. Bu Rima sangat sedih melihat keadaan anaknya yang bersedih karena dilupakan Elang, akhirnya membawa Huri pergi jauh. Elang yang mengetahui kabar Huri pergi dengan sangat terlambat, harus menahan sedih dan kesal pada dirinya sendiri.

Sepucuk surat gugatan perceraian pun sampai ke tangannya. Sidang berlangsung tanpa kehadiran Huri. Ternyata Huri sedang mengandung anak Elang dan hingga hakim ketuk palu, Elang tidak tahu kalau Huri tengah mengandung anaknya.

Elang jatuh sakit sampai beberapa bulan lamanya, membuat Kiyara bosan dan berteman dengan seorang lelaki. Siapa sangka, Kiyara yang sekian tahun belum mendapat keturunan dari Elang dan terkenal setia, mencari pelampiasan dengan berteman dengan pemuda yang usianya lebih muda darinya.

Huri yang tengah hamil besar mengunjungi Elang dan ia pun melahirkan ditemani oleh Elang. Anak mereka kembar dan Elang sangat senang. Mendengar hal itu Kiya marah dan meminta Elang untuk memilih. Elang memilih Kiya dan Huri akhirnya mengalah.

Berita kehamilan Kiya membuat Elang sedikit lupa akan kehilangan Huri, tetapi Elang akhirnya mengetahui bahwa bukan dialah ayah dari bayi cantik yang dilahirkan Kiya, melainkan bayi pria lain.

Akhir cerita, Kiya dan Elang pun berpisah, hingga sekian tahun lamanya, Elang dipertemukan dengan Kiya dan mereka akhirnya menikah.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Part 1 Utang Ibu “Bu … dari mana kita mendapatkan uang sebanyak ini? Dan … uangnya Ibu pakai untuk beli apa? Perabotan rumah Ibu biasa aja. Semua Elang yang belikan. Emas juga Ibu hanya pakai satu cincin dan itu pun Elang yang beli saat lebaran dua tahun lalu. Terus ini? Lima puluh lima juta uangnya Ibu pakai untuk apa aja?” Lelaki berusia tiga puluh tahun itu terduduk pasrah di kursi ruang tamu ibunya. Secarik kertas tagihan berada di tangannya. Tagihan yang dia tidak tahu kapan ibunya meminjam dan ke mana larinya uang itu. “Lang, Ibu kreditin barang-barang sama tetangga kanan kiri, kan? Awal-awal bayarnya pada benar. Jadi, Ibu pinjam ke Bu Rima, karena cepat cairnya. Kalau pinjam ke bank, Ibu harus pakai jaminan. Eh, malah orang yang kredit ke Ibu bayarnya pada susah. Ada yang kabur, ada yang ngeles mulu. Nggak bisa ditagih pokoknya. Jadi, Ibu juga kredit macet bayarnya ke Bu Rima,” jawab Bu Latifah tanpa berani menatap wajah anak lelaki satu-satunya. Elang meremas rambutnya kasar. Kopi buatan ibunya yang selalu menjadi kopi terbaik di mulutnya, kini jadi tidak menarik. Asap sudah tidak lagi mengepul di atasnya, menandakan minuman itu telah dingin untuk beberapa jam lamanya. Bu Latifah mencuri pandang menatap anaknya. Ada perasaan bersalah menyelimuti hatinya, tapi wanita itu tidak punya pilihan. Elang yang selalu menghormati dan tidak pernah sekalipun membantah ucapannya. Pasti kali ini pun sama. “Bu, Ibu tahu kerjaan Elang hanya tukang servis AC, TV dan kulkas, kan? Semua masih jadi tanggungan Elang, Bu. Dari mana Elang bisa membayar utang Ibu lima puluh lima juta dalam waktu satu minggu? Jikalau mati pun, uang takziah dari tetangga belum bisa membayar utang Ibu yang sebanyak ini.” Elang merengek pada ibunya. Belum lama dia harus membayar sewa toko servisnya sebesar dua juta sebulan. Kontrakan ibu dan juga kontrakannya bersama istrinya. Biaya hidup lainnya, semua dia yang harus usaha. Lalu, apa yang harus dia lakukan? Merampok? Begal? Bu Latifah menggigit bibirnya. Wanita itu juga tampak gelisah dengan memilin ujung baju batik yang dia kenakan. Untuk beberapa saat, tidak ada satu pun dari keduanya yang bersuara. Wajah Elang pucat dengan bahu yang melemah. Kepalanya tersandar di punggung kursi, seraya memejamkan mata. “Begini, Lang. Bu Rima menawarkan solusi.” Seketika Elang duduk tegak. Memandang ibunya dengan tatapan penasaran. “Apa itu, Bu?” tanya Elang. Lelaki itu menggeser duduknya agar lebih dekat dengan ibunya. “Kamu menikahi Huri. Putri semata wayang Bu Rima.” Suasana hening seketika. “Hahaha … Saya jual diri untuk bayar utang Ibu? Astagfirullah, Bu. Saya anak Ibu satu-satunya dan udah punya istri. Ada Kiya istri saya, Bu. Duh, Ibu … Tolong jangan aneh-aneh deh!” Elang masih tergelak sambil menggelengkan kepalanya. Tenggorokannya mendadak kering karena ucapan orang tua yang tidak masuk akal. Diraihnya cangkir kopi yang telah dingin, lalu diteguknya hingga tersisa ampasnya saja. “Hiks … jika tidak bisa membayarnya dalam waktu sepekan, Ibu kamu dipenjara, Lang. Ya sudah, mungkin memang ini semua salah Ibu. Biar Ibu tanggung jawab. Kamu tidak perlu memikirkan keadaan Ibu.” Bu Latifah menangis ketakutan. Bukanlah hanya acting semata, tetapi benar-benar takut. Wanita itu tidak pernah memikirkan dampak dari perbuatannya yang lupa diri saat diberikan pinjaman dalam jumlah besar. Ketika dia tidak bisa membayar, sudah pasti harus ada yang dikorbankan. Mungkin kebebasannya menghirup udara harus dia kalahkan. “Ya sudah, kamu pasti capek. Pulanglah! Ibu besok biar ke kantor polisi menyerahkan diri. Tak perlu menunggu minggu depan. Toh, Ibu nggak bisa bayar juga.” Bu Latifah bangun dari duduknya masih dengan isakan. Hati Elang patah. Tidak mungkin ia membiarkan ibunya yang single parent puluhan tahun mengurusnya seorang diri, harus berakhir di penjara. “Bu …” Elang bangun dari duduknya, menyingkap kain pembatas antar ruang tengah dan ruang depan kontrakan. Dilihatnya sang ibu masih terisak, duduk di atas kasur busa single yang tidak terlalu tebal. “Pulanglah!” suara Bu Latifah semakin bergetar. Elang mendekat dan memeluk Ibunya dari samping. Ia pun turut meneteskan air mata kesedihan. “Bu … jika dengan menikahi anak Bu Rima adalah jalan terbaik, maka Elang bersedia, Bu. Elang nggak mau Ibu masuk penjara.” Tangis lelaki itu pecah di pundak wanita yang telah melahirkannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TAKDIR KEDUA

read
26.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

Takdirku Menjadi Lelaki Kaya

read
4.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

My Secret Little Wife

read
92.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook