bc

MARRIAGE IN HATE

book_age18+
23.5K
FOLLOW
175.1K
READ
possessive
contract marriage
family
love after marriage
goodgirl
drama
comedy
sweet
bxg
first love
like
intro-logo
Blurb

JANGAN LUPA TAP LOVE SEBELUM MEMBACA YA ZEYENG!!!

Novel 21++

Bagaimana jadinya hidup dengan seseorang yang sangat kau benci dalam hidupmu? Setiap hari harus bertemu dan

melihat wajahnya, apalagi sampai terikat hubungan sah menjadi sepasang suami istri. Kesal, pastilah!

Dan bagaimana perasaanmu hidup dengan seseorang yang kau cintai lebih dari apapun, yang kau tutup hatimu dari pria lain hanya untuk dia. Sementara kau tau bahwa kau mencintai tanpa dicintai. Setiap hari rela siapkan semua yang di perlukan meskipun kamu akan di maki_maki, rela berkorban meskipun tanpa di hargai sedikitpun.

Ya, itulah yang di rasakan Anisa Surya Parhani. Gadis cantik dan anggun itu harus terjebak pernikahan dengan perjodohan bersama Adrian Wijaya, anak pengusaha kaya raya sahabat ayahnya.

Setiap hari harus hidup dengan orang yg membecinya karena kesalah pahaman yang terjadi di masa kecil mereka. Semua itu tidaklah mudah dilewati bagi Anisa, makian, hinaan bahkan kekerasan selalu dirasakan dari orang yang dia cinta itu.

Akankah cinta Anisa bisa seperti orang lain yang berakhir bahagia? Atau malah sebaliknya?

Akankah dia tahan dengan perlakuan suaminya itu?

Si tampan yang penuh dengan kebencian.

Semua kisah dan jawabannya ada di sini, hanya di Marriage in Hate by Hsntljannah.

https://m.dreame.com/novel/lvl1esYMXA95XZZV0oppeg==.html

chap-preview
Free preview
Episode 1
Seorang pria muda menatap pria paruh baya di depannya, entah apa yang membuat pemuda itu tampak begitu kesal, tapi yang di tatapnya malah acuh tak acuh, tak peduli begitu saja setelah  mengatakan kabar gembira yang membuat putranya begitu kesal. "Pah! Pokonya Ryan ga mau di jodohin sama dia!!" Ryan berteriak frustasi. "Pokonya ga ada bantahan papa sudah bicara dengan keluarga nya dan mereka juga setuju kamu jadi mantu mereka." "Tapi Ryan ga Sudi menikah sama perempuan pembunuh itu!" Plak !!!! Untuk pertama kalinya Ryan mendapatkan tamparan dari papanya. Dia tak habis pikir kenapa papanya begitu yakin menjodohkannya dengan gadis yang jelas-jelas mereka tau bahwa dirinya sangat membenci gadis itu. "Jaga mulut kamu! Apapun yang terjadi kamu harus mau di jodohkan sama Anisa!" "Tapi Pah ..." "Papa tidak suka di bantah, Ryan!!" "Pah ... Ryan mau menikah Pah,tapi jangan dia. Ryan bisa carikan wanita terbaik buat jadi mantu Papa," Ryan melunakkan ucapannya agar papanya menuruti. Tapi,sayang... "Papa akan memberikan semuanya ke kamu ke kamu asal kamu menikah dengan dia," kata papanya mantap. "Semuanya?" Ryan mengernyitkan dahinya tak percaya. "Ya. semua aset dan perusahaan akan papa kasih ke kamu setelah kamu menikah dengan nya." Ryan tampak berpikir sejenak, Dia sangat tau orang orang tuanya tidak segan-segan mengalihkan harta pada orang lain dan dia tidak rela itu. "Baik, Ryan setuju," jawabnya dengan berat. "Bagus!! Ini baru anak papa," Pak Wijaya menepuk bahu putranya dan tersenyum lebar. Ryan memutar bola matanya jengah dan berlalu ke kamar . Brak!!! Pintu tertutup keras, pak Wijaya tau putranya sedang kesal namun ia tetap tersenyum. "Papa tau kamu cuma butuh waktu untuk terima dia," lirihnya menatap ke lantai atas dimana putranya berada. Ryan melempar tasnya ke sembarang arah. "Argggg, kenapa sih, elo tadi iyain permintaan Papa,dasar begok!! Itu cuma ancamannya," Ryan memaki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia tidak berfikir bahwa dia putra tunggal dan pastinya, papanya tidak akan menelantarkan anaknya dalam urusan warisan. “Begok! Begok! Begok!!” teriaknya tapi yah nasi sudah jadi bubur . Sekali iya,tetap iya dan tak ada yang bisa dirubah dalam perjanjian dengan seorang Wijaya. "Gue harus lakuin sesuatu,pernikahan ini ga boleh terjadi." Diambilnya ponsel yang ada di meja nakas dan mencari nomor seseorang. "Hallo, Yan. Ada apa?" tanya seseorang di seberang sana. "Gue butuh nomer telpon Anisa,lo pasti punya,kan," lirihnya malas. “Hahaha,Ko tumben banget, mimpi apa lo semalem?” Baim terkekeh. "Ga usah banyak tanya! Kirim aja sekarang ada urusan." Adrian ketus. "Iya,iya. Gue kirim sekarang." Klik!! "Tuh udah masuk ya. Eh,bay the way, lo jangan macem-macem ya sama si Ica." "Bawel lo ah, lo baek-baek aja ga usah ikut campur ini urusan gue." Tut!!!! "Dasar sialan." Baim menyadari Adrian menutup telpon tiba-tiba. Adrian mendial nomor yang di berikan Baim. Sekali, dua kali,dan....tiga kali baru diangkat. "Hallo, ada yang bisa saya bantu, maaf tadi saya lagi sibuk." "Ini gue," lirihnya sinis tanpa menjawab salam dari Anisa. Ica melirik ponselnya nomor baru dan dia tidak kenal suaranya. "Maaf, ini dengan siapa ya, nomor anda tidak di kenal di ponsel saya." Ica berpikir mungkin temen-temen kuliahnya yang biasa pake bahasa lo-gue. "Kakak dari orang yang lo bunuh dulu." Deg!! Anisa pucat seketika mendengar jawaban itu, tangan nya bergetar hebat, bukan, bukan karena takut. Tapi karena ini pertama kali ia mendengar suara orang yang selama ini ia rindukan,Adrian Wijaya. "Gue tau elo pasti tau siapa gue,jadi gue ga perlu sebut nama gue lagi kecuali ada orang lain yang lo bunuh selain adik gue," sinis nya. "K--Ka Ryan." "Sebenernya gue males telpon lo tapi ada hal penting yang harus kita bicarakan." "Hal penting??" "Jangan banyak tanya, lo sharelok sekarang! Gue ga punya banyak waktu." "I-iya, Kak." Telpon dimatikan, dengan cepat ica mengirim lokasi nya pada Ryan, wajahnya masih pucat dan setelah meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi, dia akan bertemu Adrian. "Permisi, Dok. Ada yang cari Dokter di depan." seorang suster muncul di ambang pintu. "Owh iya Sus, terimakasih saya segera ke sana," jawabnya dengan senyuman manis tak lupa menghiasi bibirnya. Ica segera menuju tempat yang di maksud suster tadi dan menemukan seseorang yang sudah berdiri membelakanginya di sana. Ica tertegun melihat nya Pria tampan, tinggi, dengan gaya rambut macho dan balutan jas hitam Yang mampu membuat siapapun terpesona melihat nya. "Kak Ryan," panggil nya ragu. Pria itu berbalik dan menatap Anisa dengan tatapan untuk menyelidik dan sulit diartikan. "Anisa Surya Parhani,akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama,  dan wah ... sekarang kamu seorang Dokter,ini mengagumkan," ujarnya dengan senyum mengejek dan tepuk tangan. "Tapi,yah ... pembunuh tetaplah pembunuh," hardiknya tepat di depan wajah Anisa yang pias di buatnya. "K-kita bicara di taman saja, Kak," lirihnya parau. "Hahaha,takut ya kebusukan lo kebongkar di sini. " Anisa berusaha mengabaikan dan berjalan lebih dulu ke taman mengikuti Adrian. "A-ada hal apa yang mau kakak bicarakan." ujarnya setelah mereka duduk di bangku taman,gadis itu benar-benar gugup. Adrian diam sejenak, memikirkan sesuatu yang akan dikatakannya tanpa menoleh sedikitpun pada Anisa. "Perjodohan kita," ketusnya. Deg!! Anisa diam seribu bahasa,antara kaget dan bingung tentang pernyataan ini. "Per-perjodohan??" gadis itu membuka suaranya setelah beberapa saat membuat huruf O dengan mulutnya. "Lo pasti tahu itu kan? Jangan pura-pura kaget!!" bentak pria itu. "Ja-jadi yang Ayah maksud itu, Kakak?" “Hahaha,nah kan lo tau,” lirihnya ketus. Ica bener-bener ga habis pikir kalau pria yang ayahnya maksud anak sahabatnya adalah Adrian. "Gue mau lo tolak perjodohan itu karena kalo gue yang tolak itu ga mungkin, gue udah terlanjur iyain Bokap gue," lirih dengan nada menyesal. Ica diam seribu bahasa di sisi lain ia sangat menyayangi pria ini. Namun, di sisi lain dia ga mau Adrian nya sedih karena dijodohkan dengan dirinya yang jelas-jelas sangat dibenci pria itu. "Ica akan usahakan,Kak." "Pokonya gue ga mau tau,lo harus cari cara untuk menolak perjodohan sialan ini supaya ga terjadi." "Ba-baik." "Bagus! Gue pegang janji lo." Adrian pergi begitu saja tanpa memperdulikan Anisa yang masih memikirkan apa yang harus dia perbuat untuk menolak pernikahannya dengan Adrian. Air mata nya mengalir begitu saja tanpa permisi membasahi pipi gembul nya yang dulu sering dicubit orang,termasuk Adrian Wijaya. Ini benar-benar kejutan luar biasa untuknya karena bisa bertemu dengan seseorang yang selama ini ia cari tau kabar dan keadaannya dari orang lain,seseorang yang selalu ia pandangi fotonya sebelum tidur,seseorang yang sangat disayangi dari kecil sampai detik ini,dan seseorang yang memenuhi sebagian ruang rindunya. Andai saja Adrian tidak membencinya mungkin perjodohan ini adalah hal terindah untuknya,tapi kenyataannya tak seindah khayalan dan tak bisa terus seperti dalam andaian. Faktanya pria itu sangat membencinya saat ini, Anisa menghela napas berat atas kejadian yang dialaminya sekarang dan ini tak lain karena kesalah pahaman dimasa lalunya. Seseorang menepuk bahunya dari belakang menyadarkannya dari lamunan tentang pria tampan yang baru saja mengancamnya . "Elo ..."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Perfect Marriage Partner

read
809.9K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

Turun Ranjang

read
578.8K
bc

A Secret Proposal

read
376.4K
bc

Secret Marriage

read
942.7K
bc

Bridesmaid on Duty

read
162.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook