bc

WIFE ON DUTY

book_age18+
1.4K
FOLLOW
7.1K
READ
possessive
playboy
independent
comedy
bxg
city
friendship
love at the first sight
assistant
actor
like
intro-logo
Blurb

Siapa sangka hidup Shanika yang tadinya baik-baik menjadi terlihat lasak, Shanika diminta untuk tunduk patuh pada laki-laki yang sempat ia benci namun membawa berkah untuk kehidupan Shanika. Rama Wardhana Yuda si superstar yang tengah naik daun ini mampu membuat hidup Shanika jungkir balik.

Hidup Shanika serba terasa nano-nano ada sedih dan bahagia, namun setelah Rama si superstar yang terkenal super perfectsionis hingga Shanika merasa seperti orang gila dengan keinginan Rama yang memang suka nyeleneh, orangnya saja nyeleneh apalagi hidupnya.

Hidup Shanika terejebak karena masalah ekonomi yang tak kunjung membaik, maka semenjak bekerja dengan Rama dan laki-laki itu mengajukan kontrak kepada Shanika, Shanika menyetujui keingian Rama saat itu juga Shanika sudah menyatakan dirinya juga sama-sama gilanya seperti Rama.

Lantas hal apa yang dijanjikan Rama dalam keinginannya itu pada Shanika, sehingga Shanika mau-mau saja mengikuti ide gila Rama?

“Apa susahnya, orang tinggal tidur doang, selesai perkara.”

chap-preview
Free preview
BAB 1.│TRAGEDI KEHIDUPAN
Ujian hidup apa yang paling menjengkelkan ketika disaat semua orang membutuhkan uang, yaitu ketika dunia yang sedang tenang tiba-tiba dihantam oleh bencana yang meluluh lantakkan kehidupan manusia, ya pandemik. Semua orang mengeluh dan juga termasuk Shanika Vanda Zinni, siapa sangka namanya ikut tercantum dalam daftar surat PHK doanya ternyata tak terkabul dan sekarang Shanika tengah menatap sedih surat berwarna putih dengan tinta hitam serta tertera deratan namanya disana. Ingin merengek ia sudah terlalu tua, sekarang yang ia ratapai bagaimana kehidupannya setelah ini, uang pesangon tak banyak ia terima, ia harus memutar otak. Sebenarnya tak hanya dirinya saja yang menanggung beban karena mendapat surat kabar tentang pemecetannya, teman serta sahabatnya pun ikut turut andil dalam pemecatan ini. “Gila ya, hidup gue abis di terbangin abis tu kek dijatuhin kek nggak ada dosa banget,” “Padahal lo baru juga gabung ya Put,” yang bernama Putri mengnagguk semangat. “Ya ilah, pada muka susah semua, kek enggak ada jalan lain aja!” “Emang Mpok ada ide apaan?” “Open BO lah susah amat jadi manusia, bahkan duit lo pade kerja dimari lebih besar uang lo dapat hasil dari BO.” Mpok Lia berujar. “Terus gue di anboxing gitu ya Mpok?” “Iyelah, cuman gaya sambil tiduran aja ntar lo dapat uang dah, mau lo minta dua gepok, tiga gepok bisa,” ujarnya lagi dengan suara meletup-letup. “Aje gila, Mpok—idenya agak warasan dikit napa, masak aye anak anggun, sholehah, rajin menabung, dan tidak sombong gini di suruh ikutan main BO.” Shanika ikut menimpali. “Lagak lo sholahah, rajin menabung, heh! Kalo lo rajin menabung kagak mungkin lo ngenes di PHK begini,” tembak Mpok Lia tapat. “Ya udah yuk, Put kita open BO aja—siapa tahu ada om-om ganteng nemu kita eh enggak cuman dijadiin gundik aja siapa tahu dia khilaf jadiin kita istrinya.” “Lo di PHK jadi enggak waras ya, Shan?” Ridho—cowok yang diam-diam menyukai Shanika menimpali perkataan Shanika barusan. “Ihh—abwang Ridho marahin ayangnya—atuh bwang kalo suka bilang dikawinin dong.” Putri menggoda Ridho dan mendapat plototan Shanika. “Lo ye anak kecil diam bae napa, gue mau pulang—Kirei lo mo pulang apa masih ngejongkrok dimari?” “Udah ya yang debat? Ayo dah pulang gue juga udah di suruh jemput abang gue.” Shanika dan Kirei adalah teman dekat sudah layaknya lem dan perangko kemana-mana mereka selalu bersama bahkan mereka di PHK pun berbarengan, siapa yang sangka malah bernasib sama. Meski begitu kehidupan ekonomi Kirei lebih masih bisa teratasi Kirei orangtuanya masih bekerja semua sedangkan Shanika hanya dirinya dan juga Ibunya yang bekerja, Ayahnya sudah tak bisa melakukan apa-apa setelah terkena stroke, Ayahnya total berhenti bekerja. Kirei mengantarkan Shanika tepat didepan rumahnya yang memang berada diperumahan meski tak begitu mewah dan bagus, rumah itu cukup nyaman dan aman untuk berlindung, sebelum kembali melanjutkan perjalanannya Kirei suka berteduh barang sebentar di rumah Shanika yang meskipun tak serapi rumahnya cukup nyaman untuk dikunjungi bahkan kadang Kirei suka berbincang dengan ayah Shanika sebelum pulang. “Gue habis ini mau ngapain ya, Rei?” tanya Shanika dengan menatap pohon didepan rumahnya.” “Ya ngapain kek, babu kek, beli Koran lingkarin lowongan kek, apa kek yang penting kerja.” Timpal Kirei dengan mata yang fokus pada layar ponselnya. “asal lo jangan  buka BO sih, Nik—gue gibeg lo tahu rasa!” “Kagak gila! Gue masih waras tauk! Ntar lo kalo dapat kerja ajak-ajakin gue ya Rei.” “Gampang, sekarang lo diam dulu gue mau lanjutin bab satu penthouse dulu lo jangan banyak cincong, keyyy!” Shanika mendengus sebal, temannya itu selain baik dan ngeselin ia juga pencinta drakor—ya paling maniak dengan drakor ada Kirei Aisyah, namanya saja alim cantik tapi kalo sudah ngomong behh mengerikan, jadi sekarang Shanika hanya diam menatap masa depan yang terlihat sudah terlihat suram, sungguh dalam hatinya mengomel kenapa harus ada yang namanya cocorong di dunia menjadikan dia miskin dengan cepat. “SHANIKA! GAWAT!” “Kenapa, sih? Aneh banget?” “Gu—Gue ada janji sama abang gue, mesti jemput doi, gue balik dulu pamitin sama Ayah lo!” lekas-lekas Kirei beranjak dari duduknya dan duduk dimotor maticnya, Shanika hanya menggeleng takjub. ♣♣♣ Shanika tak bisa lagi berdiam terus-menerus begini dirumah, ia butuh pekerjaan apalagi uangnya semakin hari semakin tipis apalagi bila bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, hari ini Shanika harus mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan terakhirnya. Semua lowongan pada koran Shanika lingkari, ia tak boleh meneyerah demi Ayahnya dan juga keluarganya, ia memang harus ikut berjuangkan, tak bisa lagi ia leyeh-leyeh karena masih ada yang harus ia hidupi dengan uang. Esoknya Shanika sudah siap dengan lamarannya, dalam pekerjaannya Awina mendapat lowongan menjadi baby sister hanya menunggu seorang kakek yang sudah tua, piker Shanika itu mudah ternyata itu adalah awal menyiksa untuk Shanika, meski gajinya besar Shanika lupa dengan prihal positinf dan negatifnya bekerja. Sebuah rumah mewah berada didepan mata Shanika, seumur-umur baru kali ini Shanika melihat rumah dengan gaya klasik dan tentu saja besar dan megah. Shanika akan berkerja dengan orang china maka dari itu ia menyiapkan metalnya. Setelah perkenalan dan wawancara, hari ini juga Shanika diminta untuk menjadi suster kakek-kakek yang dirasa Shanika memang sangat tua bahkan untuk menatap dunia saja sepertinya tak lagi terlihat, tapi Shanika salah mengira bahwa mengurungi orangtua pasti mudah, tidak dengan perkiraan Shanika. “Shanika, saya dengan suami saya mau keluar sampai siang nanti tolong disuapin ya, saya titip Ayah saya.” “Baik, Bu.” Dua hari ini Shanila bekerja dengan tenang dan nyaman namun hingga hari ke tiga, kakek-kakek yang di urusi shanika memperlihatkan sikapnya yang kurang ajar, sekali dua kali Shanika membiarkan mungkin tak sengaja namun sayangnya saat Shanika menyiapkan makan siang, si kakek itu memegang p****t Shanika dengan meremasnya membuatnya menjerit kaget. “Kek, yang sopan dong! Udah bau tanah juga tangan sama mata enggak dijaga!” kesal Shanika. “Saya kan cuman megang aja.” “Megang-megang! Suami saya aja belum megang kok tangan kakek udah nemplok disana!” “Gitu aja kok marah, ntar saja kasih uang mau aja, jangan jual mahal dong.” Shanika lantas membanting mangkuk yang berisi bubur itu kemudian manatap si Kakek penuh emosi. “Kek, saya kerja disini untuk mencari uang bukan untuk menjual diri saya ya!” Shanika makin tak terima. “Ini, makan sendiri dan saya permisi, mulai detik dan hari ini saya mengundurkan diri tolong kakek sampaikan pada anak kakek nanti, selamat sore.” Shanika kecewa benar, bisa-bisanya ia dilecehkan dengan kakek-kakek mata sipit yang bau kringatnya saja sudah bau tanah, masih saja berani menggoda perempuan. Shanika duduk di trotoar meratapi kembali nasibnya yang kembali apes sudah rela tenaga, tahunya malah terkena apes. ♣♣♣ Kirei tertawa saat Shanika bercerita soal pekerjaannya kemarin yang menjadi baby sister dan mengurusi tua bangka. Temannya itu sangat amat senang menertawakan Shanika yang baru saja mendapati kisah yang tragis, sedangkan Shanika hanya diam mendengar suara ketawa temannya itu. “Gue aja nganggur di rumah dulu Nik,” “Ya elo kan enak, emak-bapak lo masih kerja lah gue.” “Udah, jangan menyerah semangat terus cari pekerjaannya, lo kalo mau lamar juga liat-liat tempat juga kali Nik, jangan langsung lo trobos pea!” “Iye—btw Rei, gue laper belum makan, gue nebeng dong.” Shanika meminta dengan wajah memelas. “Ya Tuhan—ayo makan, jangan sampai lo sakit ntar yang ngepet siapa.” “Sialan banget sih lo!” namun setelah itu mereka berdua tertawa bersama yah begitulah pertemanan antara Shanika dan juga Kirei meski satu sama lain sering mengejek namun setelahnya mereka malah tertawa bersama. ♣♣♣

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.2K
bc

My Secret Little Wife

read
92.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook