bc

My Bossy Husband

book_age16+
1.2K
FOLLOW
9.8K
READ
dark
tragedy
sweet
small town
spiritual
like
intro-logo
Blurb

"Menikahlah denganku, maka akan kujamin hidupmu!" tegas Zain.

"Jika aku menolak?," tanya Alisha dengan tubuh gemetaran.

"Maka kau tak akan bisa menikah dengan siapapun," Zain mencubit dagu Alisha.

chap-preview
Free preview
Nasib Alisha
Disebuah desa kecil bernama desa melati, terdapat seorang gadis desa yang berparas cantik dan memilat hati. Gadis itu bernama Alisha. Alisha terlahir di sebuah keluarga yang besar yang cukup sederhana. Dia merupakan anak ke empat dari enam bersaudara. Meski lahir dalam kehidupan yang sederhana, dia merasa bahwa hidupnya sangatlah sempurna. Semua karena dia mendapat kasih sayang yang cukup dari kedua orang tua, dan diberi kebebasan untuk melakukan apapun yang dia mau. Namun keadaan berubah sejak dia lulus dari sekolah dasar. Dimana dia terpaksa berhenti sekolah karena tuntutan budaya. "Kenapa Alisha gak boleh lanjut sekolah, Yah?" tanya Alisha dengan tangis di wajah. "Kau ini seorang wanita, fokus saja sama urusan dapur. Gak perlu protes sama Ayah," sambung Ali sambil menghela napas. "Tapi aku mau lanjut sekolah kak," sambung Alisha dengan berlinang air mata. "Gak ada gunanya seorang gadis lanjutin sekolah. Mending diem dirumah dan belajar masak," sambung Yudi sambil menatap Alisha. "Tapi kak ... ," sebelum Alisha menyelesaikan ucapnnya, Tina sang anak ketiga memotong ucapan dengan berkata, "Udahlah dek, jangan bandel. Kakak juga sama kok seperti kamu. Lihat kakak, gak sekolahpun tak apa kan?" "Sekolah cuman bikin pusing, nambahin kerjaan doang. Enakan juga di rumah," "Tuh denger apa kata kakakmu, dia aja gak masalah sama aturan ini," sambung Ali sambil menatap Alisha. "Bu ... ," Alisha mencoba meminta tolong pada ibunya, tapi ibunya malah pergi meninggalkan ruang keluarga dan memilih untuk tak ikut campur. "Kupikir aku bisa mendapat apapun yang kumau, ternyata kalian semua pembohong!" Alisha berlari menuju ke kamarnya untuk mengurung diri sambil menangis. Brukkk Alisha menutup pintu kamar dengan begitu kencang. Sejak mengetahui bahwa ternyata ada yang tak bisa dia dapatkan di dalam hidupnya, Alisha terus menangis sepanjang malam hingga tertidur di atas kasurnya. Keesokan harinya, seorang teman masa kecil Alisha mengetuk pintu kamar untuk mengajaknya bermain seperti biasa. Gadis itu bernama Heni. Bagi Alisha, Heni adalah teman yang sangat berharga. Karena dia selalu ada dalam suka mau pun duka. Saat menyadari temannya datang menghampiri, dia pun menyuruhnya agar segera memasuki kamarnya. "Kamu kenapa Lis?" "Kok matamu merah?" tanya Heni dengan tampang khawatir. "Tutup dulu pintunya hen," ucap Alisha dengan tampang sedih. Ceklakkk, Heni menutup pintu kamar dan langsung berjalan mendekati Alisha. "Begini Hen, sebenarnya aku nangis karena gak dibolehin lanjutin sekolah," jawab Alisha dengan tampang sedih. "Lah, kaya gitu aja kok nangisnya kaya yang ditinggal mati orang tua. Kirain apaan toh. Bikin khawatir aja. Kamu kan tahu kalau itu udah jadi budaya orang orang desa. Bukan cuman kamu aja yang gak boleh lanjut. Aku dan semua teman teman cewek kita juga sama kok," sambung Heni sambil menepuk pundak Alisha. "Aku tahu sih Hen, tapi tetep aja ini kan gak adil," jawab Alisha. "Udah ih, jangan ngeluh mulu. Kan udah takdir kita jadi cewek. Nasib cewek di desa kecil ya gini," jawab Heni sambil menghela napas. "Iya sih, tapi .. ," Alosha berhenti berbicara karena di stop Heni. "Huss, jangan tapi tapi mulu. Dari pada sedih gak jelas di kamar terus, kita main yuk," ajak Heni sambil melambaikan tangannya. "Aku lagi gak mau maen, kamu aja deh yang pergi. Aku masih mau sendiri," Alisha kembali berbaring ke tempat tidurnya. "Kalau kamu gak mau ya udah, tapi sisirmu aku pinjam ya," sambjng Heni sambil mengambil sisir Alisha yang tergeletak di atas meja kecil. "Buat apaan?" tanya Alisha. "Buat nyisir lah," jawab Heni sambil membawa pergi sisirnya. "Kalau udah makenya, balikin lagi ya!" teriak Alisha sambil menoleh ke arah pintu. Ceklak, Heni membuka pintu. "Iya, ntar aku balikin," Jawab Heni sambil menoleh ke belakang. Ceklak, Heni menutup pintu kamar dan beranjak pergi meninggalkan rumah Alisha. "Dasar aneh, kalau mau nyisir doang kan disini juga bisa," gumam Alisha sambil melanjutkan tidurnya. Alisha menghabiskan hari di dalam kamarnya dan menolak makan sebagai ungkapan protesnya. Namun semua keluarga mengabaikannya dan berpikir kalau Alisha tidaklah serius. Sampai siang hari Alisha menahan lapar dengan tangguh, namun pas hari mulai sore ... "Aduh, perutku sakit banget. Kenapa gak ada yang nawarin makan sih?" "Tega banget," pikir Alisha sambil memegang perutnya. Srengggg, terdengar suara seseorang menggoreng sesuatu dari arah dapur. Aromanya begitu menggoda perut Alisha hingga membuatnya menyerah dan beranjak pergi ke luar kamar. "Gak kuat ya?" ledek kakak kakak Alisha sambil makan nasi dan telur di dalam dapur. "Ih, siapa juga yang laper!" bentak Alisha dengan kesal. Kruyukkkk ... Perut Alisha berbunyi dengan cukup panjang. "Perut sialan bikin malu aja sih!" pikir Alisha sambil menahan rasa malu. "Hahah, apa kalian dengar suara perutnya?" tanya Ali sambil menatap adik adiknya. "Iya, pelut kak Lisha lucu," ucap Yono sambil menunjuk alisha. "Hahahaha!" tawa para saudara Alisha dengan lepas. "Ih sebel!" Alisha kembali ke kamarnya dengan tampang kesal. Bruakkk "Haih, kalian ini. Kenapa harus menggoda Alisha sih?" "Dia gak jadi makan lagi deh," sambung Ibu Yuni sambil menghela napas. "Mulai deh, belain anak emasnya," sambung Tina dengan kesal. "Haih," Ibu Yuni berjalan menuju kamar Alisha sambil membawa makanan untuknya. Ibu Yuni mengetuk pintu Alisha, lalu membukanya setelah mendapatkan ijin dari putrinya itu. Dia membujuk Alisha agar mau makan, dan melupakan soal mimpinya untuk melanjutkan sekolah. Awalnya Alisha tak mau mengerti, namun akhirnya dia pun menerima semua nasihat ibunya dan merelakan semua impiannya untuk melanjutkan sekolah. Waktu semakin larut, Ibu Yuni pun memutuskan untuk keluar dari kamar Alisha. "Selamat malam Bu," ucap Alisha sambil menatap ibunya. "Selamat malam putriku," ucap Ibu Yuni sebelum keluar dari kamar putrinya. Ceklakk ### Setelah melepaskan mimpinya untuk sekolah lagi, Alisha pun kembali merasakan kedamaian dalam hidupnya Sayangnya kedamaian tersebut tidaklah berlangsung lama. Ketika waktu telah menunjukkan tepat di tengah malam, d**a Alisha tiba tiba saja menjadi sesak. Tiba tiba saja dia merasa ingin keluar dari rumah saat itu juga. Bayangan seorang pria dewasa yang tak di kenal terus tergambar di dalam pikirannya hingga membuatnya terasa tersiksa. Ceklakk Alisha melangkah keluar dari kamarnya, berjalan menuju pintu keluar sambil menyebutkan sebuah nama. Nama yang cukup asing di telinga seluruh keluarga. "Mas Aji, Alisha mau ketemu mas. Jangan pergi kemana mana," ucap Alisha sambil berjalan menuju pintu keluar. Alisha berjalan sempoyongan bak orang kerasukan. Kebetulan saat itu Ali si anak pertama sedang begadang sambil bermain kartu bersama teman temannya tepat di depan teras rumah. Karena itu, Ali bisa menahan Alisha ketika dia mencoba melangkah keluar rumah. "Lis?" "Ngapain kamu keluar malam?" tanya Ali sambil mengerutkan dahi. "Alisha mau ketemu mas Aji, Alisha kangen," jawab Alisha. "Siapa tuh Aji?" tanya Ali. "Gak kenal mas, tapi Alisha kangen. Rasanya pengen ketemu sekarang juga. Entah mengapa d**a Alisha berasa sakit kalau belum ketemu dia," jawab Alisha sambil menangis. "Wah gak bener nih Li, kayaknya adekmu kena guna guna," sambung joko sambil menepuk pundak Ali. "Iya nih Jok, lo kenal orang yang namanya Aji gak?" tanya Ali sambil menengok Joko. "Nama Aji banyak Li, ada Aji muklis, ada Aji somad, ada Aji tono," sambung Joko. "Itu mah Haji k*****t!" teman teman Ali memukul kepala Joko karena kesal. "Udahlah, kota bahas nanti lagi. Sekarang bantu gue bawa Alisha masuk ke kamarnya," sambjng Ali dengan kesal. "Ayo balik lagi ke kamarmu," ucap Ali sambil mencoba membujuk Alisha. "Gak mau, aku mau ketemu mas Aji!" teriak Alisha sambil mencoba melepas pegangan kakaknya. "Istighfar Lis, udah malam ini," ucap Joko sambil memegang tangan Alisha. "Gak mau, Alisha gak mau ke kamar. Alisha mau ketemu mas Aji!" Alisha terus memberontak. Karena Alisha sulit dibujuk, Ali memutuskan untuk memaksanya masuk ke kamar, dengan bantuan teman temannya. Karena tak ada yang bisa menyadarkan Alisha, Ali memilih untuk mengikatnya di tiang ranjang dengan menggunakan tali.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Skylove (Indonesia)

read
108.8K
bc

The Unwanted Bride

read
110.9K
bc

Mas DokterKu

read
238.5K
bc

Dear Doctor, I LOVE YOU!

read
1.1M
bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
259.8K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

TERSESAT RINDU

read
333.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook