bc

Cinta Dalam Masa Lalu

book_age18+
8.7K
FOLLOW
48.6K
READ
revenge
arrogant
CEO
drama
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Jasmin Prianka harus menghadapi situasi sulit saat ibunya sakit dan harus melakukan operasi transplantasi ginjal. Jasmin yang masih duduk di bangku kuliah dan tak mempunyai uang pun tak memiliki pilihan lain terpaksa harus menjual harga dirinya pada seorang pengusaha bernama Dimirti Anthony.

Beberapa tahun kemudian setelah lulus kuliah ternyata tak disangka sangka Jasmin justru berkerja di perusahaan Dimitri, sampai pada suatu ketika ayah Dimitri meminta Dimitri menikahi Jasmin karena alasan tertentu. Dimitri yang angkuh dan dingin mewarnai pernikahan mereka, sampai perlahan sebuah fakta tentang kematian ayah Jasmin beberapa tahun silam perlahan terungkap yang ternyata melibatkan Dimitri dan ayah mertuanya sendiri.

chap-preview
Free preview
Episode 1
Bab 1 Jasmin setengah berlari seakan memburu waktu, dia tidak perduli walau hujan menguyur seluruh tubuhnya, dia terus berlari menuju halte bus. Teeeetttt... Teeeetttt. Suara klakson tertuju padanya saat dirinya hampir tertarbak mobil mewah yang berhenti di hadapannya membuatnya jatuh terduduk. "Aakkhhhhh." pekik Jasmin saat mobil itu hampir saja menabraknya. "Ada apa?" tanya pria yang duduk di bangku belakang. "Ada wanita ceroboh tuan." sahut sang supir. Pria itu tersenyum kecut " cepat bereskan." perintahnya. Sang supir mengangguk pelan dan bergegas keluar dari mobil. Di lihatnya wanita muda yang masih terduduk di depan mobinya dengan wajah yang masih syok. "Apa kamu tidak punya mata?" Gadis itu segera bangun. "Maafkan aku, aku sedang buru buru." ucapnya lirih seraya menundukkan kepalanya. "Cepat menyingkir!" Gadis itu segera memundurkan langkah kakinya sedikit menjauh dari mobil tersebut. Sampai mobil mewah itu kembali berjan dan memberi cipratan air kotor tepat di wajah gadis itu. "Ya ampun! " pekik Jasmin yang langsung mengusap wajah kotornya dengan tangan. Orang kaya memang menyebalkan, sial sekali aku. batin Jasmin. Jasmin tersentak yang tiba-tiba teringat dia harus segera ke rumah sakit saat itu. Jasmin berlari kembali menuju halte bus dan segera menaiki bus menuju rumah sakit. Jasmin mempercepat langkahnya menuju ruang ICU tempat ibunya di rawat. "Dokter, bagaimana keadaan ibu saya?" serunya saat dokter baru saja keluar dari ruangan tersebut. "Ibu anda kritis, kami harus segera melakukan transplantasi ginjal padanya." "Apa? transplantasi ginjal?" ucapnya yang tampak terkejut. "Iya, hanya itu satu satunya cara untuk menyelamatkan hidupnya." "Dokter berapa biaya untuk transplantasi ginjal?" "Biayanya sekitar 750 juta nona." "Apa? 750 juta?" Jasmin semakin terkejut dengan ucapan dokter tersebut. "Iya, hanya itu satu satunya cara untuk menyelamatkan hidup pasien." Tubuh Jasmin terasa sangat lemas dengan tangannya yang sedikit bergetar. "Lakukan dokter, lakukan apa saja untuk menyelamatkan ibu ku." ucapnya lirih. "Baik kalau begitu kami tunggu di ruang administrasi, ada beberpa berkas yang nona harus tanda tangani." jelas dokter tersebut yang kemudian berlalu pergi. Jasmin bergegas menuju ruang ICU. Dilihatnya ibunya yang terbaring lemah dengan berbagai alat medis di tubuhnya. Langkah gontainya semakin terasa melihat orang tua satu satunya yang dia miliki kini dalam keadaan kritis. "Ibu.. Ibu harus kuat, Jasmin akan melakukan apa pun untuk kesembuhan ibu." ucapnya dengan air mata yang mulai membasahi pipinya. Tapi bagaimana aku dapat uang sebanyak itu? gaji ku sebagai perkerja part time pun kadang tidak cukup untuk memenuhi biaya makan dan kuliah. batinnya bingung. "Apa pun caranya aku pasti akan menyelamatkan ibu." ucapnya lirih seraya membelai lembut rambut ibunya. Tak lama Jasmin keluar dari ruang ICU menuju ruang administrasi untuk menandatangani beberapa surat persetujuan untuk segera melakukan transplantasi ginjal pada ibunya. Keesokan harinya Jasmin mulai berusaha mencari uang atau pinjaman pada tenan atau bahkan mencoba menjual rumah sederhananya tapi hasilnya nihil, dia tidak mendapatkan bantuan apapun. Sampai malam hari langkahnya mulai terasa lelah, dia pun duduk di depan sebuah bar yang sudah mulai ramai pengunjungnya. Dari mana aku mendapatkan uang? tidak ada yang percaya kalau aku meminjam sebanyak itu, bahkan harga rumah ku pun sangat tidak bisa menutupi kekurangannya. batinnya resah. Sampai matanya tertuju pada beberapa wanita sexy yang sedang bermesraan pada pria di bar tersebut. "Sepertinya mereka itu wanita nakal." gumamnya sambil terus memperhatikan wanita cantik di sana yang tampak tersenyum gembira dengan uang yang di pegangnya. "Uang mereka banyak sekali, dari mana mereka mendapatkan itu? apa mereka menjual diri?" menjual diri? " Jasmin termenung sendiri dengan gumamnya. Dengan menjual diri pasti akan dengan mudah mendapatkan banyak uang. Seaat kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya Astaga.. apa yang aku fikirkan! batinnya seraya memukul mukul kepalanya sendiri. Tak lama Jasmin melihat wanita seksi yang tadi di lihatnya di bar dari kejauhan kini duduk di sebelahnya seraya menyalahkan sepuntung rokok. Jasmin memperhatikan dengan seksama wanita seksi tersebut. "Kenapa melihat ku saja? mau? " tanya wanita tersebut seraya menawarkan rokok yang di pegangnya. "Tidak."' Jasmin menggelengkan kepalanya. Wanita itu tersenyum simpul sambil terus menghisap rokoknya. "Apa perkerjaan kakak?" tanya Jasmin polos. "Wanita penghibur." sahutnya santai. Jasmin tidak kaget mendengar jawaban tersebut karena memang pasti itulah perkerjaan wanita di sampingnya itu. "Apa menjadi wanita penghibur itu bisa cepat mendapatkan uang banyak?" Wanita itu tertawa mendengar pertanyaan Jasmin. "Apa kamu masih sekolah?" tanyanya saat geli mendengar pertanyaan polos dan tidak berguna untuknya. "Tidak, aku sudah kuliah, baru masuk kuliah." "Oh pantas." Jasmin pun terdiam. "Menjadi wanita penghibur tentu bisa langsung mendapatkan uang tapi uang di hasilkan ya pasti sebanding dengan barang yang di tawarkan." sambung wanita tersebut. Jasmin mengerjapkan matanya berulang kali yang sedikit tidak mengerti dengan ucapan wanita di hadapannya. "Tidak mengerti ya, kamu cantik, masih perawan?" tanya wanita itu sambil memperhatikan wajah cantik Jasmin. Jasmin mengangguk " Iya aku masih perawan." "Oh, kamu mau berkerja seperti ku? akan ada pengusaha kaya yang berani membayar mahal mu."' ucap wanita tersebut sambil tersenyum. "Apa?" Jasmin tersentak kaget mendengar tawaran tersebut. "Ini kartu nama ku, kalau sudah berminat kamu bisa hubungin aku." Wanita sexy itu memberikan kartu namanya pada Jasmin dan berlau pergi. Jasmin hanya terdiam sambil terus memandangi kartu nama yang di pegangnya. Tak lama Jasmin ke rumah sakit dan hendak menuju ke ruang ICU. "Maaf nona Jasmin, di panggil ke ruang administrasi segera." ucap seorang perawat yang baru saja keluar dari ruang ICU tersebut. "Oh, iya." Jasmin pun bergegas menuju ruang administrasi dan menemui pegawai di sana. "Maaf nona sebelumnya, kami tidak dapat melakukan transplantasi ginjal sekarang, nona harus membayar setengah administrasinya dahulu." jelas pegawai tersebut. Jasmin tersentak bagaimana dia bisa membayar setengah administrasi tersebut bahkan sekarang pun dia sama sekali tidak memiliki uang. "Bagaimana nona Jasmin?" tanya kembali pegawai tersebut yang melihat Jasmin hanya melamun. "Oh iya, saya pasti akan membayarnya, bisa beri saya sedikit waktu?" pinta gadis itu. "Baiklah, kami beri waktu 2 hari karena kondisi pasien juga tidak dapat menunggu lama." "Baik,saya akan membayarnya segera." Jasmin mengangguk dan berlalu pergi. Langkah kaki gadis itu terasa lemas dan terhenti di sebuah bangku kosong di lorong rumah sakit. Jasmin mengambil kartu nama itu kembali dari sakunya dan kembali terdiam sambil memandangnya. Tak ada pilihan lain, aku tidak mau kehilangan ibu. gumamnya lirih. Jasmin pun segera mengeluarkan handphonenya. "Kakak, bisa aku bertemu kakak besok?" ucapnya dari balik telepon. Keseson harinya pukul 19.00 Jasmin tengah menunggu seorang wanita di sebuah cafe dengan gelisah. "Sudah lama menunggu? " tanya seorang wanita sexy yang menghampiri mejanya. "Oh, belum kok kak." jawab gadis itu sambil tersenyum. Wanita itu pun memesan minum, tak lama lemon tea yang dia pesan datang. "Jadi bagaimana, kamu sudah memikirkannya?" tanya wanita tersebut seraya meminum lemon tea nya. "Sudah, aku harap bisa secepatnya." jawab Jasmin penuh keyakinan. Wanita itu tertawa mendengar ucapan gadis polos di hadapannya. "Buru buru sekali." ucapnya sambil sedikit tertawa. "Ibu ku harus segera melakukan transplantasi ginjal." sahut Jasmin lirih. "Oh begitu." Wanita itu memandang wajah Jasmin yang terlihat sedih. "Baiklah besok pengusaha itu akan menemui mu di sebuah hotel, tapi kamu tidak bohong kan kalau kamu masih perawan?" tanyanya sedikit ragu. "Aku benar-benar masih perawan, bahkan berciuman pun aku belum pernah." jawab Jasmin yang memang sebenarnya sangat menjaga dirinya dari sentuhan lelaki tapi situasi sulit ini membuatnya tidak punya pilihan lain. "Polos sekali." Wanita itu kembali tersenyum tipis. "Baiklah besok malam temui aku di sebuah hotel aku akan memberitahukan alamatnya besok." sambung wanita tersebut. Jasmin mengangguk dan tak lama wanita itu berlalu pergi. Keesokan harinya Jasmin bertemu kembali dengan wanita itu di sebuah hotel, wanita itu pun mengantar Jasmin ke sebuah kamar yang sudah di pesannya. "Sebentar lagi pria itu datang, layani lah dia dengan baik, kamu mengerti?" Jasmin mengangguk pelan dan wanita itu meninggalkannya sediruan di kamar. Gadis itu meremas dress yang di kenakakannya, jantungnya berdegup kencang dan tak dapat membayangkan hal apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Setelah ini aku akan jadi wanita kotor, sangat kotor. ucapnya lirih seraya meneteskan air mata. Perasaannya semakin gelisah bercampur takut menanti pria yang akan membeli harga dirinya. Tak lama terdengar suara pintu kamarnya terbuka, Jasmin menoleh tampak pria muda dan tampan memasuki kamarnya. Apa ini pria tersebut, kenapa dia sangat tampan? seharusnya dia bisa mendapatkan wanita yang di inginkannya dengan mudah tanpa harus membelinya. batin Jasmin bingung seraya terus melihat ke arah pria tampan tersebut yang memang wajahnya mendekati sempurna. Pria itu bergegas menutup pintu kamarnya dan sekilas memperhatikan Jasmin yang tengah duduk di kasur dengan wajah gelisahnya. "Kenapa diam saja? cepat layani aku! " perintah pria tersebut.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook