bc

My Little Wife

book_age18+
7.6K
FOLLOW
73.6K
READ
goodgirl
drama
genius
city
office/work place
others
first love
virgin
wife
like
intro-logo
Blurb

Dipublikasikan sejak 1 Januari 2022

Nadia itu namanya. Tubuhnya yang mungil dia gadis yang ceria dan sangat cerdas. Seorang putri tunggal yang kehidupanya berubah drastis setelah kedua orang tuanya meninggal.

David Mahendra seorang yatim piatu, dia Putra Tunggal keluarga Mahendra sekaligus pewaris Mahendra Group. David yang selama ini telah mengganggap Nadia sebagai adiknya, dia yang sangat menyanyanginya. Tetapi, satu hal terjadi pada kehidupan mereka yang membuat mereka saling membenci.

Perasaan sayang yang sebenarnya telah tumbuh menjadi cinta tanpa mereka sadari berubah menjadi benci.

Akankah rasa cinta itu benar-benar bisa berubah menjadi benci?

Apa mereka sanggup untuk saling menyakit?

"Penyesalan itu memang datangnya diakhir. Maka, ku harap kau berfikir dulu sebelum bertindak. Aku cuman tak mau kau benar-benar menyesal nantinya," ujar Rio yang lalu meninggalkan David.

Cover by Ara Shop

chap-preview
Free preview
Bab 1 David Mahendra
David Mahendra Putra tunggal keluarga Mahendra, mamanya meninggal ketika David berusia 13 tahun dan papanya meninggal ketika David berusia 18 tahun. Sejak papanya meninggal David dididik oleh sahabat papanya yang bernama Daniel, David menjadi menyayangi Daniel dan menganggap Daniel sebagai orang tuanya sendiri. Kini David telah memimpin perusahaan sendiri berkat didikan dari Daniel. Daniel duduk diruang keluarga sambil menonton televisi, sudah dua bulan dia tidak mengunjungi David di kota J. Daniel sudah membiarkan David mengambil keputusannya sendiri, Daniel sudah tidak ingin ikut campur di Mahendra Group dia ingin fokus ke Wijaya Group Dret dret dret dret Ponsel Daniel bergetar terlihat ada panggilan video dari David, Daniel langsung mengangkatnya. "Hello om apa kabar?" tanya David disebrang sana. "Alhamdulillah baik Dav, kau sendiri bagaimana?" "Baik juga om, om kapan kesini?" "Kau ini sudah dewasa tapi masih seperti anak kecil aja, lagian kau kan sudah bisa memimpin perusahaan sendiri." "Tetap saja David masih butuh bimbingan om," rengek David membuat Daniel tertawa. "Iya bulan depan om kesana bersama Nadia dan tantemu," gumam Daniel yang membuat David langsung tersenyum. "Ok Om David tunggu ya, oh ya om Nadia gendut dimana Om?" tanya David. "Dia sepertinya masih dikamar, kau mau melihatnya?" "Dia itu aneh om enggak pernah mau diajak video call," eluh David. "Itu karena kau selalu menggodanya David!" David tertawa mendengar itu. "Oh ya David om mau mengatakan satu hal ke kamu." "Iya ada apa om?" "Jika nanti om kenapa-kenapa kamu mau kan jagain Nadia?" tanya Daniel yang membuat David bingung. "Om kenapa ngomong gitu, Nadia sudah seperti adik David sendiri tanpa om mengatakannya juga David akan selalu menjaganya." "Makasih Dav itu membuat om tenang." "Om kenapa? Om punya musuh?" tanya David yang merasa penasaran. "Tidak tidak ada om cuman pengen kamu jagain Nadia saja." "Oh gitu," "Ayah lagi video call sama om-om jelek itu ya?" tanya Nadia yang baru saja datang dan duduk di sofa sebelah Daniel. "Hey anak gendut siapa yang kau sebut om itu??!!!" tanya David dengan meninggikan suaranya. "Kamulah, om om jelek yang nggak laku," gumam Nadia sambil tertawa. "Kamu bilang kakak jelek karena kamu nggak lihat wajah kakak, sini liat kakak." "Nggak mau," gumam Nadia singkat "Tuh Om anak Om aneh ngga mau lihat wajah aku dan nggak mau nunjukin wajahnya juga," eluh David yang membuat Daniel terkekeh. "Kalau Kakak liat wajah aku nanti Kakak malah jatuh cinta, aku kan nggak mau sama om om," "Kamu yang akan jatuh cinta sama kakak." Daniel hanya terus tertawa mendengar perdebatan Nadia dan David. "Tau nggak sih ayah barusan bayangin kalau kalian ternyata jodoh," gumam Daniel di tengah-tengah perdebatan mereka. "Amit amit!!!" ujar keduanya bersamaan. "Lah barengan tanda-tanda kalau kalian jodoh," goda Daniel lagi. "Ayah!!!" "Lagian kalian nggak ketemu aja berantem apalagi kalau ketemu bisa jadi perang dunia ke-3 nanti." "Lagian dia nyebelin yah." "Kamu yang nyebelin nggak mau nunjukin wajah kamu, emang kenapa si Nadia Putri Wijaya?" "Nggak mau aja, nanti lihatnya pas ketemu langsung biar kakak terpesona sama kecantikan aku," ujar Nadia. "Kakak tebak kamu pasti gendut pendek item dekil." "Ayah!!! Liat tuh Kak David ngejek Nadia," adu Nadia. "Ya lagian kamu sini biar David liat putri ayah yang cantik ini." Daniel menarik tangan Nadia agar lebih mendekat tetapi Nadia menolaknya. "Nggak mau." David dan Nadia sendiri terakhir bertemu saat Rama papanya David meninggal setelah itu mereka belum pernah bertemu lagi. Itu dikarenakan David yang disibukan oleh aktivitasnya, dia diminta Daniel untuk kuliah lalu dia diajarkan menjadi seorang pemimpin. Daniel memang tak pernah membawa Nadia saat ke kota J karena dia ingin David fokus dengan pendidikan. Tetapi hal itu tak membuat David dan Nadia menjauh mereka bahkan semakin dekat meskipun tidak pernah bertemu lagi. David sangat menyanyangi Nadia seperti adiknya sendiri, saat Daniel akan pulang ke kota B Davis selalu menitipkan barang untuk Nadia. "Dasar Nadya, cepat main kerumah kakak emang nggak kangen apa sama kakak?" "Iya nanti bulan depan pas libur semester, lagian Kakak sok sibuk sih nggak pernah main kesini," gumam Nadia. "Bukan kakak yang sok sibuk tapi Ayah kamu yang jahat buat kakak sibuk," eluh David yang membuat Daniel tertawa. "Perusahaan itu milik papa kamu jadi kan kamu yang harus sepenuhnya bertanggung jawab dan menjalankan perusahaan itu." "Iya Yang Mulia Raja," ujar David yang membuat Nadia terkekeh. "Ya sudah Om, sudah dulu ya sebentar lagi David ada meeting soalnya." "Iya Dav." "Nadia cepat main kesini kakak kangen." "Iya bawel." "Om salam ya buat tante, dah." Telepon Pun ditutup. David sedang duduk di meja kerjanya dia memandang foto yang ada di meja, foto dia bersama Nadia saat dirinya masih berusia 12 tahun. Difoto itu terlihat David menggigit pipi Nadia yang tembem, saat itu keluarga David dan Nadia liburan bersama. Mereka foto bersama saat itu Nadia masih berusia 2 tahun tubuhnya yang pendek dengan badan gemuk dan pipi tembem membuat David gemas, saat disuruh foto berdua David tidak tahan melihat pipi Nadia dia lalu menggigitnya pelan. Tingkah David itu membuat orang tuanya dan orang tua Nadia terkekeh, sedangkan Nadia langsung menatap David dengan penuh amarah. "Tatak natal," eluh Nadia yang membuat David makin gemas dia menjulurkan lidahnya mengejek Nadia. "Tatak jelek tatak natal, Nadia engga mau ama tatak," gumam Nadia lalu memukul lengan David. "Iya iya maaf ya Nadia cantik, kamu sih gemesin kan kakak jadi pengen gigit kamu." David meminta maaf karena Nadia yang merajuk. "Maaf ya sini kakak gendong," ujarnya lalu menggendong Nadia. David mengingat kenangan itu, saat itu dia merasa sangat bahagia karena orang tuanya masih utuh. Itu juga foto terakhirnya bersama kedua orang tuanya, karena tak lama mamanya meninggal akibat kanker. Keluarga Nadia dan David memang sangat dekat, papa David dan ayah Nadia menjadi sahabat setelah perusahaan mereka melakukan kerja sama. "Aku jadi nggak sabar ketemu kamu Nadia gendut," gumamnya sambil memegang foto itu. David menaiki mobilnya dia baru saja menyelesaikan pekerjaanya, mobil yang dinaiki David melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah David dengan Andre asisten pribadinya yang menyetir. Suasana hati David masih senang karena besok Nadia dan keluarganya akan datang. "Tuan terlihat sangat bahagia," ujar Andre. "Iya karena besok Nadia akan datang," gumam David sambil tersenyum. Andre sendiri sudah tau siapa sosok Nadia itu, dia pun juga dekat dengan Daniel. Sejak David memimpin Perusahaan Mahendra sejak itulah Daniel mempercayai untuk menjadi asisten David, Andre juga banyak belajar dari Daniel tentang mengelola perusahaan. Waktu menunjukan pukul 17.30, David turun dari mobil dia langsung masuk kedalam rumahnya. "Permisi Tuan," panggil Bi Ima. "Iya Bi ada apa?" tanya David. "Ini Tuan barusan ada kurir mengantarkan ini." Bi Ima memberikan sebuah amplop kepada David dan David menerimanya dengan tersenyum. "Terimakasih Bi," ujarnya lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Sesampai di kamar David langsung melepaskan jas dan dasinya, dia lalu merebahkan dirinya di tempat tidur. David memejamkan matanya merasakan lelah dia lalu membuka matanya mengingat amplop itu, David bangkit dari tempat tidur dia lalu mengambil amplop itu dan duduk disofa. David membuka amplop itu disana ada satu flashdisk, David mengambil laptopnya dia lalu melihat isi flashdisk itu. Di Dalam flashdisk itu hanya ada satu rekaman suara, David mendengarkan rekaman suara itu. "Daniel jujur saja kau kan yang merencanakan kecelakan itu?" "Kalaupun iya kenapa? Apa kau ada masalah?" "Aku tidak ada masalah apapun, aku cuman engga nyangka kamu seperti itu. Apa yangs sebenarnya kau inginkan?" "Aku ingin Perusahaan Mahendra menjadi milikku, aku mendidik David hanya akan memperalatnya. Dia sekarang sangat mempercayai ku itu membuatku semakin mudah mendapatkan Mahendra, karena dia sendiri yang akan memberikanya." David yang mendengarnya nampak tidak percaya tetapi suara laki-laki itu benar-benar suatu Daniel Wijaya, orang yang selama ini telah dianggap sebagai orang tuanya sendiri. Tetapi kenyataanya laki-laki itulah yang membunuh papanya, David mengepalkan tangannya menahan amarahnya. "Aku sangat tidak menyukai Rama dia lebih sukses dari aku, dan saat itu aku berencana mengambil perusahaannya. Tetapi jika Rama masih hidup aku tidak akan bisa mendapatkannya, hanya dengan menyingkirkan aku bisa mendapatkan Perusahaan Mahendra." "Kenapa kau tidak langsung mengambil alih Mahendra saat Rama sudah meninggal? Kenapa kau malah mengajari David?" "Aku membuatnya menyayangi ku lalu dia akan dengan sendirinya menyerahkan perusahaannya." Hari itu dia dan papanya menaiki mobil, mobil melaju dengan kecepatan sedang melewati tempat yang sepi. Tiba-tiba ada mobil melaju dari depan dengan kecepatan tinggi dan rem mobil yang dinaiki David ternyata remnya blong. Akhirnya sopir itu membanting setir ke kiri dan menabrak pembatas jalan. Saat itu sopir masih bisa bangun dan menyelamatkan David. Tetapi saat telah berhasil membawa David keluar dari mobil, mobil itu meledak dengan Rama papanya David yang masih didalamnya. Saat itu telah dilakukan penyelidikan soal kecelakaan itu tetapi karena tidak ada kamera pengawas disana jadi kasus itu dinyatakan sebagai murni kecelakaan. "Tapi kau rela bersusah payah mendidik David?" "Karena jika saat itu aku langsung mengambilnya itu akan terlihat jahat, aku akan tetap memilikinya tetapi tetap dianggap baik oleh David." David benar-benar geram mendengar itu dia ingin sekali membunuh Daniel, David memecahkan semua barang yang ada dikamarnya. Dia sangat marah dalam sekejap kamar itu sudah berantakan. "Aaaakkkkk Gggghhhh," teriak David. Andre yang belum pulang mendengar teriakan David dia langsung membuka kamar David, Andre terkejut melihat kamar David yang berantakan. Banyak barang berserakan di sana, dia melangkah mendekati David. "Tuan apa ada masalah?" tanya Andre. "Kau dengarkan sendiri isi rekaman itu!" David menunjuk ke arah laptopnya. Andre langsung mendengarkan rekaman suara itu, dia juga mengenali suara Daniel yang berada diremakan itu tetapi satunya lagi dia tidak mengenali suara itu. Andre sendiri juga tidak percaya dengan apa yang Daniel katakan diremakan itu. Nadia dan keluarganya bersiap menuju kota J, Nadia terlihat sangat gembira karena akan bertemu dengan David. Dia juga membeli sebuah dasi untuk David, Nadia berharap David akan menyukai dasi itu. "Sayang ayo cepat," ujar Rani. "Iya Bunda sebentar." Nadia lalu menaiki mobil bersama ayah dan bundanya. Daniel melajukan mobil itu dengan kecepatan sedang, beberapa jam kemudian mobil melaju melewati jalan yang sepi. Hari masih siang tapi jalanan yang sepi itu nampak mengerikan bagi Nadia, mobil masih melaju dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba dari arah depan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. "Ayah awas!!!" teriak Nadia. Daniel membanting setir menghindari mobil itu dan mobil yang ditumpanginya akhirnya menabrak pembatas jalan, Nadia masih sedikit tersadar dia melihat ayah dan bundanya yang terjepit mobil tidak sadarkan diri. "Ayah Bunda." Nadia melihat sosok laki-laki yang menghampiri mobil mereka, laki-laki itu terdengar menelpon ambulance. Tetapi setelah menelpon laki-laki itu langsung meninggalkan tempat itu, tak lama kemudian Nadia kehilangan kesadarannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook