bc

Kakak Ipar ku Si b******k ku

book_age18+
54.1K
FOLLOW
705.7K
READ
fated
pregnant
CEO
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Risya Emilia seorang istri dari Ardi Romeo Sandy yang terus dilecehkan oleh kakak iparnya sendiri yaitu Randi Satria Sandy.

Sang suami yang suka sekali memamerkan kemolekan tubuh istrinya membuat Randi sang kakak ipar yang masih lajang ini semakin membuatnya menginginkan tubuh Risya.

Risya yang terus mendapatkan pelecehan dari kakak iparnya membuatnya mempunyai perasaan lain terhadap Randi.

Lalu bagaimana dengan Ardi sang suami dari Risya ?

chap-preview
Free preview
Petaka Utama
"Aku gak mau mas!" Aku terus meronta dalam kungkungan tangannya. Sungguh siapapun tolong aku. Apakah dia benar kakak ipar ku? Kenapa dia menjadi gila seperti ini. "Mas ... " Aku menjerit, saat tangannya dengan kurang ajar menyentuh bagian tubuhku. Astaga, kenapa mulutku mengeluarkan suara menjijikan seperti itu. Sakit sekali hatiku saat kakak ipar ku sendiri nekad berbuat seperti ini kepadaku. "Ayolah sayang ... Aku tahu dari tadi kamu sudah menggodaku." Dasar laki-laki bej*t aku sama sekali tidak menggodanya! batinku berteriak tak terima. "Tidak! Siapa yang menggodamu, aku mohon mas tolong lepaskan aku dan segera pergi dari rumahku. Hikss ... " Air mataku sudah tak terbendung lagi, hatiku sakit, aku merasa sangat dilecehkan. "Udahlah sayang jangan menangis, kita nikmati saja kebersamaan kita, ok." Refleks kepalaku menggeleng, mencoba menghindar dari bibir tebalnya itu. "Jangan takut, sayang! Bukankah kamu sudah berpengalaman!" Plak! Bola mataku memerah. Darahku seakan mendidih oleh semua perkataan dan perbuatannya yang terus melecehkanku. Apa dia tidak sadar dengan siapa dia melakukan hal menjijikan ini. Kenapa dia tega sekali! Bukankah aku ini adalah adik iparnya sendiri! Laki-laki didepanku membeku, perlahan tangannya menyentuh pipi tepat dimana aku menamparnya. Namun, sepertinya cara itu tidak membuatnya sadar. Kini bibirnya menyeringai seolah mengejekku. Aku terpaku, dia terlihat sangat menakutkan saat ini. Secepat kilat dia merapatkan tubuhku ke tembok dan menahannya. Lantas semakin beringas menyentuh tubuh bagian atasku. Ya Tuhan, tolong aku. Tubuhku sudah mengeluarkan sinyal-sinyal bahaya bila terus seperti ini. Sreekkk... Itu suara kaos pendekku yang dirobek olehnya. Ya, memang saat ini aku hanya memakai kaos tipis itu dan tidak memakai pakaian dalam lagi karena suamiku sebentar lagi akan pulang. Dia sangat suka jika aku menyambutnya dengan penampilan seperti ini. Namun aku salah mengira saat ada yang mengetuk pintu, dia bukan suamiku, melainkan kakak ipar ku. Dan dengan bodohnya dia mengira bahwa aku tengah menggodanya. "Mas ... Jangan! Suamiku akan pulang sebentar lagi! Ingatlah kalau aku ini adik iparmu." Pintaku memohon. Keadaanku sangat terdesak, aku hanya mampu menghalangi tubuhku dengan kedua tangan. "Aku, bilang hentikan mas!" Ucapku penuh penekanan. "Tidak sayang, ini terlalu nikmat." Laki-laki dihadapanku menyeringai sempurna. Keringat sudah membasahi kening dan sekitar leherku. Ya Tuhan bagaimana ini! bagaimana kalau suamiku melihat kakaknya sendiri melecehkan diriku. "Keringatmu wangi sayang!" Dia terus menghidu tulang selangka ku. "Stop! Menjijikan!" Tukasku menghindar. Dia semakin berani, sekarang tanganku sudah diangkatnya dengan mudah karena tenagaku dan dia jelas beda. "Mas hentikan mas ... Aku mohon!" Pintaku mengiba. Tapi tunggu! kenapa mulutku berkhianat. Kenapa suara memalukan itu keluar begitu saja karena permainannya lengannya. Lantas sudah kuduga, laki-laki biad*b itu semakin menyeringai mendengar lenguhan yang keluar dari mulutku. Sekuat tenaga kucoba untuk menahan agar erangan erotis itu tidak keluar lagi. Sungguh ini tidak mudah! Aku wanita normal, begitu pun dengan tubuhku yang akan bereaksi ketika di sentuh. Namun, seiring dengan perbuatannya, hatiku terasa dicubit kencang, sangat sakit dan pedih. Lelehan air mata pun semakin turun deras membasahi pipi. Perlahan tangannya mengusap air mata di kulit pipiku dengan lembut. No, aku tidak akan luluh dengan perlakuannya yang mulai melembut. Itu sangat menjijikan! Walau bagaimanapun dia adalah kakak ipar ku. "Kamu sangat menggoda sayang, aku sangat menginginkan mu!" Napasnya memburu saat dia membisikkan kalimat menjijikkan seperti itu di balik telingaku. "Tidak mas, ingat aku ini adik iparmu mas!" Aku menjerit mencoba menyadarkan iparku. Ini tidak benar! Ya, dan aku harus menghentikannya dengan cara apapun. Rahangnya mengeras, bola matanya menatapku dengan tajam. Urat-urat di lehernya terlihat jelas, jari-jarinya semakin menekan lenganku hingga tanganku terasa sangat sakit juga perih. Mungkin saat ini sudah memerah. Lalu tanpa aba-aba dia membopong tubuhku dengan mudahnya ke kamar utama. Tidak! Dia sama sekali tidak mengindahkan ucapanku tadi. Dia sudah gila! Ya Tuhan, harus bagaimana lagi aku melawan laki-laki yang tengah kerasukan ini. Sekuat tenaga aku meronta didalam pangkuannya. Namun, lagi-lagi tenagaku seakan-akan tak ada artinya. Dengan entengnya dia menjatuhkan tubuhku begitu saja di atas kasur. Aw ... Sakit sekali kepalaku! "Mas, jangan mas! Aku mohon sadarlah!" Pandanganku mengabur oleh air mata menggenang di pelupuk. Tubuhku bergetar, Mas Ardi dimanakah kamu? Kenapa belum pulang juga, tolong aku. Aku mengkerut di sudut ranjang. Menarik kedua kaki dan memeluknya erat. Tanganku bergetar saat aku menepis tangannya yang hendak menarikku. Dia sungguh sudah terbutakan oleh nafsu birahi bej*dnya sendiri. Segala jeritan dan raunganku seolah tak terdengar olehnya. "Mas, hentikan!" Sentakku saat ku lihat  dia mengambil tali yang tersimpan di saku celananya. Dia diam, lalu menatapku. "Diamlah sayang! Aku akan melepaskanmu, namun setelah kita bercinta." Dia tertawa terbahak, terlihat sangat mengerikan. Ku tatap nanar laki-laki di depanku. Sekali lagi aku memohon, semoga hatinya terketuk untuk tidak menyentuh ku. Aku tidak sudi jika hal itu terjadi! "Aku mohon, mas, sadarlah. Suamiku sebentar lagi akan pulang. Tolong lepaskan aku!" Aku beringsut semakin menjauhinya, hingga kini aku sudah berada diujung ruangan dengan bertelanjang d**a, dia terus mendekatiku dengan seringainya. "Mas jangan mas ..." "Tidak sayang, kamu terlalu menggairahkan." Dia menarik tanganku lalu mengikatnya di kepala ranjang. Tamatlah riwayatku. Mas Ardi dimana kamu, kenapa belum pulang juga. Tolong aku ... . "Tenang sayang, suami mu masih sibuk kerja kemungkinan akan pulang tengah malam. Sekarang kamu hanya perlu menikmatinya saja. " "Tidakk--" ucapkanku terhenti, saat mulutku dibungkam bibirnya, tangannya bergerak agresif di atas tubuhku. Aku tak berdaya, tenagaku pun mulai melemah. Memberontak pun seakan percuma, tenagaku tidak sebanding dengannya. Aku masih sadar untuk tidak terhanyut dalam permainan gila ini. Ini sudah kelewat batas, namun lagi-lagi tubuhku berkhianat. Wajahku terasa memanas, dia tak memberikan waktu sedikitpun untukku bernapas. Kepalaku menggeleng, aku seperti mau mati. Dia mengerti dan melepaskannya. Lantas dengan cepat ku hirup udara sebanyak-banyaknya. Seakan tak merasa bersalah dia tetap melanjutkan aksinya untuk menyentuhku. Hingga hal menakutkan pun terjadi di hidupku. Dia, kakak ipar ku dengan berani menggagahi diriku di ranjang pernikahanku sendiri. Sekarang aku harus bagaimana? Kenapa suamiku tidak kunjung pulang dan menolongku, kemana dia? Aku terisak, rasanya aku sudah tidak mempunyai harga diri lagi. Meskipun aku sudah tidak p*rawan tapi kehormatanku sebagai seorang istri telah di renggut oleh manusia j*****m yang menjelma sebagai kakak dari suamiku. Isak tangis sudah tak terbendung lagi. Aku telah mengotori ranjang pernikahan ku sendiri. Aku telah mengkhianati mas Ardi. Tak adalagi gairah yang meletup-letup di tubuhku. Dia telah menghentikan semuanya setelah merenggut kehormatan diriku. Kini hanya penyesalan yang memenuhi benakku. Kurasakan dia bangkit dan membuka ikatan ditanganku. Kulihat tanganku memerah karena ikatan yang dia buat. Ku tatap manusia j*****m itu tajam, tega sekali dia, kakak iparku melecehkan aku di rumahku sendiri. Dia turun dari kasur dan memakai pakaiannya kembali lalu mencium bibirku sekali lagi. "Terimakasih sayang, kamu sangat cantik saat menikmati permainanku." Setelah mengucapkan itu, dia tersenyum manis lalu meninggalkan diriku yang lemas diatas kasur. Ingin sekali ku tampar laki-laki bej*d itu, namun tenagaku seakan habis terkuras. Aku lemas dan tak berdaya. Kudengar suara pintu di tutup. Ku yakin dia telah pergi, mataku beralih melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. dia melecehkankanku selama dua jam lamanya. Astaga! Aku benci pada diriku sendiri yang tidak bisa mempertahankan kesucian pernikahanku. Entah harus bagaimana lagi aku bersikap, rasanya tidak mungkin aku berterus terang pada mas Ardi. Aku takut dia akan salah paham dan malah meninggalkan diriku. Aku sangat takut sekali. Dengan sisa tenaga yang ku punya, aku bergegas ke kamar mandi dan mengguyur seluruh tubuhku dengan air yang keluar dari sowwer. Sekarang tubuhku sangat kotor dan hina. Dengan cara apa aku menghilangkan bekas laki-laki j*****m itu? Aku terus menangis meraung, ku usap seluruh tubuhku dengan sekuat tenaga menggunakan sabun berharap bekas sentuhan itu hilang dari tubuhku. Hingga sekian lamanya aku berada di kamar mandi sampai tak sadar kalau aku harus bersiap menunggu suamiku pulang. Aku sudah keluar dari kamar mandi dan memakai jubah tidurku tanpa dalaman. Mengganti sprei dengan yang baru dan memunguti pakaianku yang tadi di sobek si br*ngsek itu dan membuangnya ke tong sampah. Sekarang aku bingung. Apakah aku harus melupakan semuanya, dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa? Atau aku harus mengadukan semuanya pada mas Ardi? Ku lihat kembali jam di dinding, sudah pukul sebelas. Tin ... Itu suara mobil mas Ardi, aku bergegas keluar menyambutnya pulang. Aku tersenyum menyambut kedatangan suamiku dan segera mengambil tas kerja juga jas mahalnya. "Tumben pulang malam, tapi gak ngabarin aku dulu, mas." Tanyaku seolah tak terjadi apapun sambil mengunci pintu. Ya, aku harus bersikap seperti ini agar rumah tanggaku tidak berantakan. 'Beruntung suamimu pulang terlambat ris, kalau tidak tamatlah riwayatmu.' Teriak batinku. 'Benar, dan sekarang aku sangat merasa bersalah sekali. Bisa-bisanya aku menyembunyikan hal sepatal ini pada suamiku.' "Iyaa sayang, ada kerjaan mendadak jadi mau tidak mau harus aku kerjakan segera." Ucapnya sambil mengecup keningku. "Kamu wangi sekali sayang, dan apa ini ..." katanya tersenyum jahil lalu mencubit sesuatu dibalik piyama tidur tipis ini. Aku tersenyum manja. Berpura-pura seolah-olah tak ada sesuatu yang terjadi beberapa jam yang lalu. Mas Ardi mengusap pucuk kepalaku kemudian mengajakku ke kamar. "Mas kamu mau mandi dulu, atau makan dulu?" Tanyaku seperti biasa saat dia pulang kerja. "Aku udah makan sayang, sekarang aku mau kamu." Dia menarikku untuk lebih dekat dengannya. "No! Mandi dulu yaa ... ." Rayuku. Aku tahu maksud dirinya, namun sebenarnya  tubuhku masih belum siap untuk mewujudkan keinginan suamiku. Rasanya masih terasa perih dan sakit. "Kalau gitu mandiin!" Tersenyum simpul ku jawab ucapan manjanya. Melihatnya seperti ini aku menjadi sangat merasa bersalah. "Yaudah ayo!" mulai sekarang aku akan menuruti keinginannya tanpa membantah sebagai permintaan maafku. Aku tidak akan menceritakannya kepada suamiku karena aku takut akan menjadi malapetaka di pernikahan kami. Lalu seperti yang kuduga kami tidak hanya mandi tapi malah bercinta di dalam kamar mandi dan suamiku itu membuat tanda yang banyak sekali ditubuhku. Maafkan aku suamiku. ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pengganti

read
301.7K
bc

Yes Daddy?

read
798.0K
bc

I Love You Dad

read
282.8K
bc

I LOVE YOU HOT DADDY

read
1.1M
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
307.9K
bc

Nafsu Sang CEO [BAHASA INDONESIA/ON GOING]

read
885.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook