bc

Sebatas Istri Pengganti

book_age18+
28.9K
FOLLOW
265.0K
READ
billionaire
forced
goodgirl
confident
heir/heiress
drama
sweet
city
coming of age
secrets
like
intro-logo
Blurb

Warning: Mengandung unsur dewasa, mohon bijak memilih bacaan.

Di saat tengah sibuk mencari keberadaan ibu kandungnya, Delian harus menerima kenyataan bahwa ayah angkatnya meminta Delian untuk menjadi istri pengganti sementara karena kakak angkat yang amat ia sayangi dan ia hormati pergi saat hari pernikahannya.

Delian menandatangani surat perjanjian bahwa ia akan menggugat cerai dan meninggalkan suaminya saat Fransisca (Kakak angkatnya) kembali.

Bagaimanakah hubungan Delian dan suaminya setelah menikah? Dan akankah Delian bertemu dengan orangtua kandungnya?

chap-preview
Free preview
MENJADI ANAK ANGKAT PENGUSAHA
Sebuah motor matic yang dinaiki seorang wanita berusia dua puluh lima tahun dan anaknya yang berusia lima tahun berhenti di pinggir jalan perkebunan teh. Wanita itu menurunkan gadis kecil itu dan berkata, "kamu tunggu di sini ya!"  Setelah itu motor matic itu pun kembali melaju meninggalkan anak itu sendirian di sana. "Ibu! Jangan tinggalkan Lian!" teriak anak itu sambil berlari mengejar motor yang dinaiki wanita itu sampai anak itu merasa lelah dan ia memilih menangis di pinggir jalan sambil berjongkok. "Ibu jangan tinggalkan Lian, Lian janji akan jadi anak yang baik bu," lirih gadis kecil yang memanggil dirinya Lian. Gadis kecil itu memakai dres selutut bermotif bunga, rambutnya dikuncir dua dan ia memakai kalung dengan nama Delian. Sementara kakinya memakai sebuah sepatu pantofel berwarna pink. Gadis itu terus menangis, ia merasa takut karena di perkebunan teh itu sangatlah sepi sekali. Sampai akhirnya sebuah mobil berhenti di depannya. Tak lama kemudian, seorang lelaki keluar dari mobil itu dan menghampiri Lian. "Hai nak, sedang apa kamu sendiri di sini?" tanya lelaki yang bernama Henry Hermawan. Pengusaha dari luar kota yang baru saja pulang berlibur dengan keluarganya di villa miliknya tidak jauh dari  perkebunan teh. "Aku ditinggalkan ibuku om," jawab Lian di sela-sela tangisnya sambil melihat ke arah Henry. "Kenapa pak?" tanya Alana yang ternyata ikut penasaran dengan Lian. Alana adalah istri dari Henry dan ia diikuti oleh Fransisca gadis berusia delapan tahun, putri tunggal Henry dan Alana. "Ini loh ma, anak ini katanya ditinggalkan ibunya di sini," jawab Henry. "Mungkin ban motor ibunya pecah kali pak, kita tunggu saja ibunya di sini pak. Kasian kalau ditinggal," ujar Alana. "Baiklah," jawab Henry kemudian. Akhirnya Lian pun diajak masuk ke dalam mobil sambil menunggu ibunya kembali.  Lian berkenalan dengan Fransisca, dan Fransisca sangat senang karena Lian adalah gadis kecil yang cerdas. *** Tiga puluh menit kemudian. Henry dan Alana sama sekali tidak melihat ada  orang yang melintas di perkebunan teh itu. Hari mulai gelap. "Ma, gimana ya. Kok dari tadi belum ada yang melintas di jalan ini?" "Kita sudah menunggu setengah jam di sini?" ucap Henry. "Gimana ya pak? Hari juga sudah mulai gelap. Katanya kalau malam kan daerah sini rawan pak, kalau kita tinggalkan Lian di sini juga tidak mungkin." "Bagaimana kalau diajak saja dengan kita, sambil nyari ibunya di jalan pak. Bagaimana?" tanya Alana. "Boleh juga!" seru Henry sambil mengangguk. Alana yang duduk di kursi depan pun melihat ke arah Lian dan Fransisca yang duduk di kursi belakang. "Lian, kamu ikut bersama kami saja ya?" Lian terdiam. Ia bingung karena takut ibunya mencarinya. "Begini, kita jalan sambil nyari ibu Lian. Tadi ibunya Lian motornya jalannya ke arah mana?" tanya Alana. "Ke arah depan tante," jawab Lian cepat. "Oke pak, berarti ke arah kota," ucap Alana sambil melirik ke arah Henry. "Kalau Ibunya tidak ketemu juga, kamu ikut kami ke kota ya? Di sini sudah mulai gelap soalnya," jelas Alana. Lian pun perlahan mengangguk. "Boleh tante, Lian juga di daerah sini tidak punya keluarga," ucapnya sedih. "Oke berarti kamu mau ya ikut kami?" tanya Alana. Delian mengangguk. "Asik kalau Lian ikut ke rumah, nanti aku ada teman main dong!" seru Fransisca senang. ***   Mobil Henry pun mulai melaju. "Oh iya, apa benar nama kamu Lian?" tanya Fransisca. "Iya, ibuku selalu memanggilku dengan nama Lian," jawabnya. "Tapi aku lihat di kalungmu itu tulisannya Delian. Sepertinya nama kamu Delian ya?" tebak Fransisca. Delian pun mengangguk  "Oke, berarti aku panggil kamu Delian saja ya?" pinta Fransisca. "Boleh kak," jawab Delian sambil tersenyum. Delian melihat ke arah luar mobil dan mencari ibunya. Tapi ia tak melihat ibunya sama sekali, itu membuat Delian merasa sedih dan ia pun menangis. "Sepertinya ibu membuangku," ucap Delian polos. "Aku tidak menemukan ibu," ujar Delian dan ia mulai menangis. Henry dan Alana pun saling pandang. "Kamu ikut dulu saja ya bersama kami ke kota. Tapi tenang saja, nanti kami akan berusaha mencari ibu kamu ya?" ucap Alana. "Memangnya tidak apa-apa ya tante?" tanya Delian. "Tidak apa-apa sayang," jawab Alana. Delian pun mengangguk. *** Delian tinggal di rumah Henry dan Alana yang cukup besar dan ia sangat nyaman tinggal di sana karena Fransisca juga baik padanya. Fransisca amat menyayangi Delian. Ketika ayah dan ibunya pergi ke luar kota, Delian menjadi teman baik untuk Fransisca. Di sisi lain Henry dan Alana tidak bosan  mencari keberadaan ibu dari Delian, berbekal sketsa wajah yang dibuat oleh seorang ahli dengan ciri-ciri disebutkan oleh Delian.  *** Satu tahun berlalu, tapi Henry dan Alana tak kunjung menemukan ibu dari Delian. "Pak, bagaimana kalau kita angkat Delian menjadi anak kita saja?" tanya Alana. Henry terdiam. "Begini loh pak, kita kan ingin punya anak lagi. Mama sudah beberapa kali keguguran." "Kata orang kalau ngangkat anak bakal jadi pemancing gitu pak, boleh ya Delian jadi anak angkat kita?" "Daripada di kirim ke panti asuhan." "Delian juga sudah sangat dekat dengan Fransisca kan. Kasihan anak kita kalau ia dipisahkan dengan Delian," pinta Alana. Setelah mendengarkan penuturan dari Alana, Henry pun akhirnya setuju. Karena setahun ia tak kunjung menemukan ibu dan keluarga dari Delian, Henry dan Alana pun mengangkat Delian sebagai anak mereka. Tiga bulan kemudian, setelah Henry dan Alana mengangkat Delian sebagai anak mereka, Alana hamil dan itu sangat membuat Henry merasa sangat bahagia. Begitu juga Fransisca dan Delian yang ikut merasa bahagia. Semenjak diangkat anak oleh Henry dan Alana, Delian bersekolah dan ia mendapatkan pendidikan yang sama dengan yang didapatkan oleh Fransisca. *** Sembilan kemudian Alana melahirkan seorang bayi laki-laki dan itu berhasil membuat Henry merasa sangat bahagia sekali. Karena keinginannya untuk mempunyai anak laki-laki terwujud. Bayi laki-laki itu diberi nama Fannan Hermawan. "Papa sangat bahagia, akhirnya ada jagoan di keluarga kita ma!" seru Henry sambil menggendong bayi yang baru dilahirkan istrinya itu. "Iya pak, alhamdulillah," jawab Alana sambil tersenyum. *** Setelah kelahiran Fannan, perhatian Henry menjadi fokus pada Fannan, ia kurang memberi perhatian Fransisca, apalagi pada Delian. Hingga akhirnya Fransisca semakin dekat sekali dengan Delian dan merasa ayahnya tidak adil. Fransisca selalu berangkat sekolah berdua dengan Delian. Mereka tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Delian selalu sekolah di sekolah yang sama dengan Fransisca, atas permintaan Fransisca. Sementara Fannan bersekolah di sekolah bertaraf internasional, Henry sudah menyiapkan Fannan menjadi pewaris utama kekayaannya karena ia berpikir akan mencarikan dan menikahkan Fransisca dengan anak orang kaya, jadi ia tidak memerlukan harta warisan darinya. Dan untuk Delian, Henry tidak terlalu memikirkan nasib dan masa depan putri angkatnya itu. *** Fannan selalu diberikan apa yang dia mau, bahkan Henry selalu membelikan oleh-oleh tiap hari untuk Fannan. Sifat iri mulai menjalari hati Fransisca pada Fannan. Lain halnya dengan Delian, Delian yang hanya anak angkat selalu menjadi penengah antara Fransiska dan Fannan. Delian sangat dekat dengan Fransisca, tapi ia juga dekat dengan Fannan. *** Saat ini Fransisca sudah duduk di kelas dua belas dan Delian duduk di kelas sepuluh. Mereka bersekolah di SMA yang sama. Suatu hari di kamar Fransisca. Fransisca sedang duduk di atas tempat tidurnya dengan Delian. "De, kakak mau hidup mandiri!" seru Fransisca. "Mandiri bagaimana?" tanya  Delian sambil melihat ke arah Fransisca. "Ya mandiri. Dapat uang sendiri, biar kalau ada keinginan ga usah minta papa. Minta sama papa percuma, susah dikabulkan. Tidak seperti pada Fannan," ucap Fransisca sambil memutar bola matanya jengah. "Memang kakak mau kerja apa?" tanya Delian. "Masih bingung," ucap Fransisca sambil nyengir. "Eh tapi ada yang nawarin kakak jadi model loh De." "Katanya badan kakak tinggi dan sangat ideal untuk menjadi seorang model," ucap Fransisca. "Menurut kamu bagaimana? Kakak terima jangan tawaran itu?" tanya Fransisca. "Terima saja kak, asal jangan jadi model yang baik saja, tetap jadi orang baik, rendah hati dan ingat adikmu ini," pinta Delian.  "Siap De!" seru Fransisca sambil mengedipkan satu matanya. []

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook