The Trust

Hari ini satu angkatan itu menyambut perayaan terakhir mereka dengan suka cita. Saling mengucapkan selamat dan saling melempar senyum bahagia. Hari ini adalah hari perpisahan. Penutupan masa SMA yang penuh kebahagiaan. Begitu juga dengan pasangan yang kini sedang mengabdikan moment terakhir mereka. Saling tersenyum kearah kamera dengan tangan saling menggenggam. Harandita Pramutia dan Panji Wirapandu. Pasangan yang selalu diidolakan satu sekolahan, pasangan yang selalu membuat orang berdecak iri karena mereka terlihat baik-baik saja walau sudah berpacaran sejak masuk SMA. Cinta diantara keduanya bukannya menyusut justru semakin menggelora. Seperti itulah orang melihat Panji dan Hara sepanjang waktu. “Panji aku di terima kuliah Bandung,” ucap Hara ketika mereka meninggalkan gedung tempat diadakan acara perpisahan. Panji menatap kearah Hara, dia ikut senang mendengar itu. Panji tahu bagaimana perjuangkan Harandita selama ini. Gadis itu berjuang dengan sangat keras. Walau mereka terlibat dalam sebuah hubungan pacaran yang kata sebagian orang hanya buang-buang waktu tapi Harandita adalah orang yang bisa membagi waktu itu dengan sangat baik. Harandita tetap anak yang baik bagi kedua orangtuanya karena gadis itu tidak pernah melupakan kewajibannya untuk sekolah dengan benar dan Harandita juga tetap menjadi pacar yang baik untuk Panji, s. selalu mendukung Panji dalam keadaan seperti apapun itu. “Selamat, sayang,” ucap Panji. Hara tersenyum sumringah. Panji menarik Hara ke dalam pelukannya, mengucapkan selamat berkali-kali. Dia sangat bangga. Apapun pencapaian Harandita, apapun impian yang ingin di raih gadis ini, Panji akan selalu mendukung Harandita sepenuh hatinya. “Kamu juga harus semangat, kamu tahu kan, aku nggak mau hubungan jarak jauh, aku tidak percaya dengan hubungan semacam itu walau aku tahu ada sebagian orang yang berhasil tapi aku merasa hubungan jarak jauh tidak akan cocok sedikitpun untuk kita berdua. Jadi aku berharap kamu berusaha dengan keras. Aku akan menunggu kamu di Bandung, ” ucap Hara sambil tersenyum. Panji tertegun. Dia tahu kemana arah pembicaraan Hara. Gadis itu akan memilih mengakhiri hubungan di bandingkan harus menjalani hubungan jarak jauh. "Hubungan jarak jauh bagiku sejak dulu nggak masuk akal, logikaku nggak bisa menerima itu sedikitpun. Jadi aku mohon Panji, kamu harus berusaha keras kali ini. Aku nggak mau hubungan kita berakhir sia-sia tapi aku juga nggak mau hubungan jarak jauh," ucap Harandita. Gadis itu melingkarkan kedua tangannya di lengan Panji. Panji masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia mendadak merasa putus asa. Panji jelas bukan Harandita. Dia tidak memiliki otak secerdas gadis itu. Panji juga tidak memiliki jiwa sembisius Harandita bahkan kemarin-kemarin Panji sama sekali tidak memikirkan kemana dia akan melanjutkan pendidikannya walau Panji sudah tahu Harandita tidak menyukai hubungan jarak jauh. Tapi Panji tidak tahu jika pilihan satu-satunya untuk mereka jika menjalani hubungan jarak jauh adalah perpisahan. "Kamu sudah mempersiapkan diri untuk tea masuk universitas yang sama kayak aku, kan? " tanya Harandita. Panji mengerjakan matanya kemudian mengangguk dengan senyum kaku. "Aku sudah mempersiapkan diri sebaik yang aku bisa," jawab Panji seadanya. Panji memang sudah mempersiapkan dirinya. "Aku nggak sabar kita kembali ada di kampus yang sama. Itu akan memudahkan kita untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Kita akan lebih mudah bertemu walau ada di jurusan yang berbeda. Aku benar-benar nggak sabar menjalani hari-hari sebagai mahasiswa bareng kamu," ucap Harandita. Gadis itu terlihat begitu bersemangat. Panji lagi-lagi tersenyum singkat. Dia merasa semakin khawatir. "Panji pasti bisa, Panji nggak akan membiarkan Hara di Bandung sendirian," lanjut Harandita lagi. Panji lagi-lagi tersenyum kaku. Harapan Harandita padanya kali ini sangat besar dan Panji semakin takut jika dia tidak bisa memenuhi harapan itu. Dia takut kehilangan Harandita tapi memaksakan diri juga tidak akan pernah bisa. Sekarang otak Panji lah yang di paksa untuk bekerja dengan keras dan keberuntungan akan menjawab semuanya. Sekarang pertanyaan Panji adalah bisakah dia diterima di universitas yang sama dengan Hara atau apakah yang terjadi dengan hubungan mereka setelah ini jika dia gagal, apakah mereka benar-benar akan berakhir?