bc

How Dare You!

book_age18+
2.3K
FOLLOW
14.4K
READ
revenge
second chance
sensitive
independent
self-improved
drama
comedy
sweet
city
lonely
like
intro-logo
Blurb

Diselingkuhin? Biasa.

Ditinggal pacar menikah dengan orang lain? Cih. Itu juga biasa.

Kalau dijadikan selingkuhan sama pria yang sudah menikah, gimana? Gila aja!

Aku, Jyan Kinanti telah menjadi selingkuhan seorang pria beristri selama hampir dua tahun. Apakah kalian ingin menghujatku?

cover : kamubiruu

chap-preview
Free preview
1. Buaya (men)darat Lagi
Diselingkuhin? Biasa. Ditinggal pacar menikah dengan orang lain? Cih. Itu juga biasa. Kalau dijadikan selingkuhan sama pria yang sudah menikah, gimana? Gila aja! Sebentar, aku harus menarik dan mengembuskan napas dulu sebelum berbicara hal ini. Rasanya begitu terpuruk, sudah dijadikan selingkuhan, sama pria yang sudah memiliki istri lagi. Bagaimana kalau kejadian itu menimpa padaku, seorang gadis berusia dua puluh lima tahun, lulusan terbaik salah satu kampus di Jakarta, berwajah menarik dan memiliki kepribadian baik, begitu kata orang-orang yang mengenalku. Kurang apa lagi coba? Kenapa aku yang menjadi korban? Harusnya aku bisa mendapatkan lelaki baik-baik, bukan suami orang seperti ini. Astaga! Demi apa pun itu, aku nggak pernah mau melakukannya. Kalau saja aku tahu dia sudah menikah saat perkenalan pertama kami, aku pasti nggak akan sudi menanggapi rayuan dan bualannya. Dia memang perayu ulung, aku setuju untuk hal yang satu itu. Dia bisa membuatku seperti berada di awang-awang karena pujiannya. Hilang ke mana nurani lelaki seperti itu? Kenapa tega bermain api di belakang istrinya? Dan kenapa tega sekali mempermainkan hati seorang gadis sepertiku? Bukannya aku nggak pernah dekat dengan lelaki, tapi entah kenapa saat itu dari lelaki yang pernah dekat denganku, si buaya yang satu itu begitu terlihat menggoda dan berkharisma. Hatiku memang lemah untuk menolak lelaki seperti itu. Bagaimana bisa hati seorang gadis polos sepertiku bisa menolak pesonanya? Aku terjerat seperti kucing yang terkena umpan ikan asin.Oh Mama! Anakmu ini sungguh malang, bukannya mendapat lelaki baik, yang ada malah terjerat pesona lelaki beristri. Astaga, apakah aku ini telah menjadi perebut suami orang? w*************a? Tidak! Aku nggak mau mengakuinya walaupun sempat menjalin hubungan selama hampir dua tahun dengannya. Dua tahun? Iya, memang selama itu aku dikelabuhi olehnya. Dua tahun menjadi duri di pernikahan orang lain dan aku merasa sangat berdosa. Oh Tuhan, apa yang telah kulakukan? Maafkanlah aku yang nggak tahu apa-apa ini. Di hari aku mengetahui jika dia ternyata sudah memiliki istri, aku merasa sangat terpuruk. Hatiku terasa hancur, seseorang yang selama dua tahun menjadi tempatku berbagi, seseorang yang sangat aku cintai ternyata tak lebih dari seorang penipu. Dia membuat luka yang begitu dalam dan terasa sulit untuk disembuhkan. Sampai saat ini aku selalu menjaga jarak dengan pria-pria yang mendekatiku, karena rasa curiga berlebihan yang membuatku tidak bisa percaya lagi untuk menjalin hubungan baru. Aku merasa setiap lelaki itu sama, tak lebih dari seorang penipu. Ah! Sudahlah lagi pula semuanya sudah lama berlalu. Sudah hampir satu tahun aku melupakan sosok buaya itu, harusnya hari ini aku baik-baik saja dan tidak perlu memikirkannya lagi. Tapi selalu saja bayangan wajahnya dan kenangan buruk itu muncul setiap aku tidak sengaja bertemu dengan sosok yang mirip dengannya, padahal aku hanya melihat sosok yang mirip dengan dirinya dari belakang. Bukan dirinya, hanya sosok yang mirip dengannya saja sudah membuat emosiku naik turun. Pagi tadi, saat aku baru memasuki gedung kantor baruku, aku seperti melihat sosoknya dari balik lift. Tapi tidak mungkin, semua itu pasti hanya imajinasiku. Dia tidak mungkin berada di Jakarta, saat ini dia pasti masih berada di Surabaya bersama istri dan mungkin juga anak yang telah dilahirkan istrinya itu. Menyebutnya sekali lagi membuat hatiku terasa nyeri. Segila itu, kan. Sudah setahun dan bayangannya seperti menghantuiku kemana-mana. Setelah memutuskan hubungan dengan lelaki itu, aku memulai hidup baruku dengan meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta, kota asalku. Aku ingin meninggalkan semua hal yang berhubungan dengannya. Menyesal rasanya dulu aku memutuskan menerima pekerjaan di Surabaya yang membuatku bertemu dengan lelaki itu. Tapi, ya sudahlah. Aku ingin menyemangati diriku sendiri dengan mengatakan aku masih lumanyan beruntung karena hanya menjadi selingkuhannya, bukan istri keduanya. Ih! Di Jakarta, aku sudah dua kali pindah kerja karena merasa nggak cocok dengan suasana kerjanya. Atau mungkin karena baru patah hati, jadi setiap pekerjaan terasa berat bagiku. Dan hari ini adalah hari pertamaku bekerja di sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang ekspor minyak. Kantor baruku ini merupakan kantor pusat sebuah perusahaan minyak dengan daerah industrinya berada di pulau Kalimantan. Sangat sulit untuk bisa masuk ke perusahaan ini. Selain karena seleksi masuknya yang begitu ketat, setelah diterima di sini, aku masih harus menjalani masa percobaan selama enam bulan setelah itu baru diangkat menjadi karyawan tetap. Oke, ini hari pertamaku bekerja. Tidak seharusnya mengotori pikiranku dengan bayangan buaya tidak tahu diri itu. Tarik napas Jyan, biarkan energi positif bersamaku hari ini, seperti senyumku yang kuberikan pada tiap orang di pagi ini. Aku melebarkan senyum setiap berpapasan dengan siapa pun saat memasuki gedung kantor baruku ini. Rasanya menyenangkan melihat pemandangan para karyawan yang berlalu-lalang seperti ini. Selama enam bulan masa percobaanku di perusahaan ini, aku dan beberapa karyawan baru lainnya akan menjalani masa pelatihan dan selama itu aku terikat kontrak dengan tidak persyaratan tidak boleh mengundurkan diri. Jika hal itu terjadi, akan ada penalti yang mengancamku. Aku menaiki lift menuju lantai dua belas, seperti yang disebutkan staf training saat pengumuman penerimaanku tempo hari. Masih sepagi ini, tapi aktivitas kantor sudah dimulai. Dan aku merasa beruntung bisa diterima di perusahaan ini. Mataku mengedar dan aku menemukan beberapa orang yang terlihat kebingungan sepertiku. Mereka pasti karyawan baru sepertiku. "Hai, karyawan baru juga?" sapaku pada seorang gadis bertubuh mungil. Dia mengangguk sambil tersenyum. "Jyan," kataku memperkenalkan diri. "Manda," sahutnya. Aku dan Manda saling tertawa saat menyadari jika akhirnya akhirnya mendapat teman yang senasib. Karena kadang mejadi karyawan baru itu nggak enak banget. Jadi jika mendapat teman senasib, rasanya seperti menemukan harta karun. "Ke ruang Strategic, kan? Ayo kita ke sana sekarang. Si sana pasti yang sudah pada ngumpul," ajak Manda. Aku mengangguk dan mengikuti langkahnya. Aku bersyukur perusahaan baruku ini memberikan pelatihan sebelum menerjunkan karyawannya untuk bekerja. Saat aku dan Manda memasuki ruang Strategic, sekitar lima orang yang lainnya telah duduk di kursi mereka masing-masing. Setiap meja telah diberi nama masing-masing karyawan baru. "Ah! Kita sebelahan," ujar Manda riang. "Kayaknya gue sama lo emang sudah berjodoh," timpalku. Manda terkikik dan kemudian menahan tawanya karena sepertinya staf training sudah memasuki ruangan. "Selamat pagi semuanya. Selamat datang di Global Oil Indonesia. Saya, Kania akan membantu kalian semua dalam proses training ini. Jadikan Global Oil ini sebagai rumah kedua, karena di sinilah semuanya akan bermula bagi kalian," sambut staf training yang bernama Kania. Aku merasakan jantungku berdebar dengan kencang. Rasanya menyenangkan akhirnya aku bisa memulai hidup baruku dengan bekerja di perusahaan ini. Selamat tinggal masa lalu. "Saya akan menjelaskan tata cara dan prosedur selama pelatihan ini," ujar Kania selanjutnya. Dia berbicara panjang lebar mengenai jam kerja, pakaian selama hari kerja, dan apa-apa saja yang mesti kami persiapkan selama program pelatihan ini. Selain aku dan Manda, ada lima orang lainnya lagi yang menjadi peserta. Kami bertujuh diterima di divisi yang berbeda-beda tapi tetap akan menjalani pelatihan yang sama. "Saya akan mengenalkan satu orang lagi yang akan menjadi mentor kalian selama program pelatihan ini." Kania kembali berbicara saat kami sedang mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan. "Perkenalkan, Pak Gentala," ujar Kania dan kontan membuat telingaku seperti merinding saat mendengar satu nama itu di sebut. Ah! Tidak mungkin, di Jakarta yang seluas ini, di antara belasan juta penduduk Jakarta, tidak mungkin ada kemungkinan yang seperti itu. Ini pasti hanya sebuah kebetulan seseorang memiliki nama yang sama. Aku mengangkat wajahku dan jantungku seperti berhenti berdetak. Buaya itu berdiri tepat di hadapanku dengan wajah datar.(*)

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.3K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.5K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.6K
bc

Pesona Mantan Istri Presdir

read
14.1K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.0K
bc

KUBELI KESOMBONGAN IPARKU

read
45.8K
bc

Pengganti

read
301.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook