bc

Me and Your Past

book_age16+
191
FOLLOW
1K
READ
second chance
friends to lovers
powerful
confident
billionairess
sweet
bxg
city
highschool
friendship
like
intro-logo
Blurb

Akira merasa gelisah karena ucapan sahabatnya mengenai masalalu sang suami. Ia yang tidak bisa bertanya secara langsung memutuskan untuk menyimpan rasa ingin tahu itu di dalam hatinya. Sampai pada akhirnya, Akira terbangun dari tidurnya, dan mengetahui jika sedang berada di waktu yang berbeda.

Sadar jika ia berada di masa SMA, Akira memanfaatkan keadaan itu untuk mencari tahu tentang Noel di masa itu. Beruntung saat itu Akira tidak sendirian, karena sahabatnya yang bernama Gala, juga ikut kembali bersamanya di waktu yang sama.

"Kita ada di masa SMA, lu sadar kan kalo cuman kita aja yang balik?" tanya Gala.

"Yang jelas gue mau semua selesai, dan balik lagi! Gue nggak mau terus terperangkap di waktu sekarang." Akira mengungkapkan isi hatinya.

Apakah mereka bisa kembali ataukah mereka akan terus terjebak di masa itu ?

chap-preview
Free preview
1. Pertemuan Awal Kita
Akira baru saja tiba di Indonesia setelah menyelesaikan bisnis keluarganya yang ada di Jerman. Wanita yang berusia hampir tiga puluh tahun itu tengah menarik tas koper yang ada di tangan kanan. Pandangan matanya menyusuri pintu keluar bandara dan mencari seseorang yang sudah ditugaskan untuk menjemput di sana. “Kata Mama ada yang jemput, mana?” gumam Akira. Akhirnya Akira memilih untuk bersantai terlebih dahulu pada café yang ada di sana. Akira memesan segelas americano dingin, dengan cup sedang. Ia sengaja duduk di bagian depan café, agar jika supir yang menjemputnya datang, Akira bisa dengan mudah melihat. “Udah lima belas menit nih, kemana sih supirnya?” gerutu Akira, kesal. Gadis itu mulai menghidupkan ponsel yang sejak tadi dalam mode mati. Terpaksa Akira menghubungi sang ibu untuk mengetahui siapa yang akan menjemput dirinya di sana. “Halo, Ma?” “Kamu udah sampai? Di mana sekarang?” tanya sang ibu dari seberang. “Aku udah nunggu hampir setengah jam ini, yang jemput mana?” tanya Akira dengan nada kesal. “Loh! Belum dateng?” “Ye … siapa sih yang jemput? Gak mungkin kalo yang jemput Pak Karim.” “Emang bukan Pak Karim,” jawab sang ibu dari seberang. “Iya terus siapa?” “Kamu tunggu dulu, biar Mama telepon orangnya.” Setelah itu, panggilan pun terputus, dan Akira mulai berdecak kesal. Ia kembali meminum kopi yang ada di genggamannya. Dan tanpa sengaja Akira melihat seseorang yang sudah hampir sepuluh tahun tidak ditemuinya. Akira nampak terkejut saat tahu jika pria itu juga melihat dirinya. Langkah kaki pria itu semakin mendekati Akira, hingga akhirnya ia menyapa Akira dengan ramah. “Udah nunggu lama? Maaf ya, jalanan kota Jakarta makin macet. Langsung balik aja yuk!” ajak pria itu. Akira masih terdiam ditempatnya. Ia beberapa kali mengedipkan mata mencoba berpikir nyata. Lalu … saat pria itu menyentuh wajah Akira, sontak membuat Akira memelintir tangannya. “Aduh! Sakit, Ra! Kamu kok masih aja sama sih, kasar.” Mendengar ucapan pria di hadapannya, Akira semakin yakin jika ia adalah Noel. Teman masa SMA yang sudah lama menghilang. “Noel?” ucap Akira. “Iya, aku Noel.” “Serius? Kamu masih hidup? Masih napas? Badan juga masih utuh, gak ada yang cacat,” ujar Akira. “Kamu  kenapa bilang gitu? Berasa aku jadi mayat hidup nih.” “Noel, serius ini kamu?” “Astaga, Akira … iya ini Noel. Cowok paling cakep se- SMA. Dan selalu lebih cakep dari si Galaxy Andromeda!” “Wah … kepedean kamu masih ternyata, berarti beneran Noel.” “Masih ragu?” tanya Noel. “Udah gak. Terus … kamu ngapain ke sini?” tanya Akira balik. “Lah … bijimana sih … kan aku yang jemput kamu, emang Mama kamu gak kasih tahu ya?” “Apa? Jadi … kamu yang jemput aku?” Noel sangat mengerti jika Akira sedikit terkejut dengan pertemuan itu. mereka tidak pernah menyangka akan bertemu kembali setelah sepuluh tahun lalu, Noel terpaksa menghilang dari kehidupan Akira. Bahkan tidak ada alasan untuk Noel saat itu. Akhirnya mereka berjalan bersama menuju area parkir mobil. Noel memasukkan tas koper milik Akira ke dalam bagasi mobil, lalu ia masuk dan mengemudikan mobil itu menuju ke rumah Akira yang ada di kawasan Jakarta. “Ke mana aja?” tanya Akira. “Di sini-sini aja sih. kenapa? Kangen?” sahut Noel. “Iya, udah sepuluh tahun kita gak ketemu,” ujar Akira. “Sama sih … cuman kayaknya rasa kangen kamu lebih besar ya?” “Idih, kepedean! Aku kangen jitak pala kamu tau!” “Hahaha … masih suka jitak kepala orang? Siapa yang jadi target kamu di sana?” “Gak ada, makannya aku kangen.” Obrolan itu terasa canggung, dan beberapa kali suasana terasa sunyi karena mereka hanya terdiam. “Aku nyalain audio box-nya ya? Sepi amit.” Akira menekan audio box yang ada di depannya. Ia menentukan frekuensi radio yang ingin di dengarkan. Saat sebuah lagu dari Avril Lavigne dengan judul Wish You were here terdengar, ke duanya tanpa sengaja melantunkan lagu itu secara bersama. “Masih suka sama lagu ini?” tanya Noel. “Always.” “Gimana Jerman? Katanya kamu pegang bisnis Papa kamu ya di sana?” tanya Noel mencairkan suasana. “Iya, setelah kepergian Papa. Bisnis yang ada di Jerman jadi terbengkalai.  Untung aja waktu itu aku kuliah di Inggris, jadi bisa langsung pegang pas udah lulus,” jelas Akira. “Maaf ya? Waktu itu aku gak ada di samping kamu,” ujar Noel yang terlihat menyesal. “Iya, gapapa … Papa sama Mama kamu dateng ke sana waktu itu, tapi mereka gak ada yang tau di mana kamu. Emang kamu hilang ke mana sih? udah kayak demit aja,” ujar Akira. “Ada … yang jelas waktu itu aku lagi nyari jati diri aja.” “Owh … terus, kenapa sekarang jadi kamu yang jemput aku?” “Entar juga kamu tahu.” “Hmm, main rahasia-rahasiaan nih sekarang.” “Hahaha.” Tanpa terasa, mobil yang dikemudikan oleh Noel memasuki halaman rumah Akira. Seorang wanita paruh baya terlihat berdiri dengan tersenyum menyambut kedatangan anak semata wayangnya. Akira berlari memeluk tubuh sang ibu dengan erat, lalu melepaskannya. Wanita itu mempersilakan Noel untuk masuk ke dalam rumah bersama mereka. Noel yang sedang mengangkat tas koper milik Akira, kini meletakkannya di ruang tamu. Akira tersenyum dan meraih ta situ dari Noel. “Aku ke kamar dulu ya?” pamit Akira. “Oke.” Noel tersenyum saat tatapannya tidak teralihkan dari sosok Akira yang sudah dewasa dan semakin cantik. Sementara wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu Akira, kini berdeham dan membuat Noel menjadi salah tingkah. “Akira makin cantik ya?” ujarnya kemudian. “Tante … maaf telat, tadi macet banget. Dari kantor ke bandara juga lumayan jauh,” ujar Noel beralasan. “Gapapa, lagian Kira nggak ngambek, berarti aman,” jawabnya. “Kamu udah kasih tahu Akira soal hubungan kalian setelah ini?” tanya ibu Akira. “Belum, maunya sekarang pas lagi sama Tante,” jawab Noel. “Apa kamu lamar dia aja pas makan malam besok?” “Boleh, hmm … ada Akira, Tan.” Noel memelankan suaranya. Akira terlihat sedikit curiga dengan gerak gerik ibu dan juga sahabat lamanya itu. Ia kini duduk tepat di samping sang ibu dengan tangan yang melingkar di lengannya. “Ma, kok Noel yang jemput?” tanya Akira. “Iya, Noel yang maksa,” jawab wanita dengan pakaian long dress ala ibu-ibu rumah tangga. “Gak mungkin kalau Noel yang maksa, yang ada pasti ada apa-apa nih.” “Iya, aku yang maksa buat jemput kamu tadi. Kenapa? Gak suka kalo aku yang jemput?” sahut Noel. “Suka kok. Banget malahan.” Mendengar jawaban Akira, Noel seperti merasa lega … pertemuan pertama mereka akan menjadi awal dari hubungan keesokan harinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Broken

read
6.3K
bc

Noda Masa Lalu

read
183.6K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.4K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook